31 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Magang di Ecoton, Mahasiswa Komunikasi Untag Surabaya beri Edukasi dan Advokasi Lingkungan


Gresik, Bhirawa
Mahasiswa semester 6 Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Yosua Asa Firdaus, membuktikan bahwa komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga bisa menjadi senjata ampuh dalam perjuangan menyelamatkan lingkungan.

Melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Yosua menjalani magang di Ecological Observation and Wetland Conservations (ECOTON), lembaga yang berfokus pada konservasi sungai dan edukasi lingkungan hidup.

Kegiatan magang ini berlangsung di kawasan Wringinanom, Kabupaten Gresik, lokasi yang juga merupakan pusat aktivitas ECOTON dalam memantau kondisi Kali Surabaya. Bersama dengan 14 mahasiswa lainnya dari Untag Surabaya, Yosua dan teman-teman membentuk komunitas “Surabaya River Revolution”, yang berada di bawah bimbingan langsung tim ECOTON.

Komunitas ini memiliki tujuan khususnya melakukan edukasi publik tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai, mengedukasi masyarakat terkait ancaman mikroplastik dan limbah industri, serta menyuarakan hasil temuan lapangan dalam format yang mudah dipahami generasi muda.

Melalui pendekatan visual dan media digital, Yosua mengelola akun Instagram @riverrevolution.id sebagai media utama kampanye lingkungan mereka.

Sebagai admin sekaligus desainer visual untuk akun tersebut, Yosua bertanggung jawab atas pembuatan konten grafis dan infografis edukatif. Menurutnya, desain yang menarik bukan hanya soal estetika, tapi juga menjadi jembatan agar pesan-pesan kritis tentang lingkungan lebih mudah dipahami masyarakat luas, terutama kalangan remaja dan mahasiswa.

Berita Terkait :  Pemkot Batu Perkuat Komitmen Anti Korupsi di Kalangan Pelajar

“Kami tidak hanya magang sebagai kewajiban, tetapi juga memahami bagaimana komunikasi bisa menjadi alat perubahan sosial, khususnya dalam isu-isu lingkungan,” ujar Yosua.

Selama magang, Yosua dan teman-temannya tidak hanya duduk di balik meja. Mereka turut serta dalam berbagai kegiatan lapangan seperti pengambilan sampel air sungai, riset mikroplastik, dan ronda sungai. Selain itu, para mahasiswa berkesempatan melakukan seruan aksi bersama Aliansi Komunitas Penyelamat Bantaran Sungai (AKAMSI) di depan Kantor Gubernur Jawa Timur.

Aksi ini didasari fenomena matinya ribuan ikan secara massal di sekitar Kali Surabaya yang terjadi tanggal 19 Mei 2025, dan juga banyak bangunan illegal dan perampasan sempadan sungai. Aksi ini diakhiri dengan audiensi dengan Kepala DLH Provinsi Jawa Timur.

Melalui pengalaman tersebut Yosua tidak hanya mengasah keterampilan teknis seperti jurnalistik, desain grafis, manajemen media sosial, dan produksi video, tetapi juga membangun kepekaan sosial dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Mereka belajar bahwa menjadi komunikator juga berarti menjadi agen perubahan yang berpihak pada keberlanjutan dan keadilan ekologis.

Program magang MBKM ini menjadi contoh nyata bagaimana dunia pendidikan tinggi dapat berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan sosial dan lingkungan. Dengan pendekatan kolaboratif dan lintas disiplin, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTAG menunjukkan bahwa ilmu yang mereka pelajari bisa berdampak nyata di tengah masyarakat. [why]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru