26 C
Sidoarjo
Thursday, December 18, 2025
spot_img

Usung Keunikan Masakan Batak, Kepayang Samboga Rintis Bisnis Kuliner “Kedai Kombur”


Surabaya, Bhirawa
Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Vania Abigail Putri mendapatkan pengalaman berharga saat magang di Kepayang Samboga.

Menurut Vania, selama magang mendapatkan kesempatan berharga untuk terlibat langsung dalam berbagai aspek kegiatan, mulai dari pengelolaan media sosial, dokumentasi produk, hingga menyusun strategi komunikasi yang mendukung citra merek. Tak hanya itu, Vania juga turut serta dalam kegiatan promosi langsung di event seperti Kepo Market.

“Kegiatan ini memberi saya pemahaman nyata tentang bagaimana sebuah produk kuliner tradisional bisa dikenalkan secara menarik dan relevan kepada konsumen masa kini,” jelas Vania.

Sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Vania Abigail Putri Andrias merasa pengalaman magang ini sangat berarti dalam pengembangan kompetensi komunikasi. Dengan bimbingan dari Bapak Mohammad Insan Romadhan, S.I.Kom., M.Med.Kom., serta dukungan dari tim Kepayang Samboga yang terbuka untuk berbagi ilmu.

“Saya mampu belajar secara langsung bagaimana menerapkan strategi komunikasi yang kreatif dalam mendukung pelestarian kuliner tradisional Indonesia,” jelas Vania.

Melalui pengalaman ini, Vania semakin menyadari pentingnya peran komunikasi dalam menjaga eksistensi budaya lokal. Inovasi dalam penyajian serta strategi promosi yang tepat menjadi kunci agar masakan tradisional seperti kuliner Batak tetap relevan dan diminati generasi masa kini. Harapannya, upaya seperti ini dapat terus dikembangkan agar kekayaan rasa Indonesia tak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan dikenang lintas generasi.

Berita Terkait :  Untag Surabaya Gelar Sarasehan Bahas Solusi dan Dinamika Kampus Swasta

Menurut Vania, globalisasi sangat mempengaruhi adanya gaya hidup Masyarakat Indonesia, tak terkecuali dengan kuliner masakan tradisional Indonesia yang mulai mengalami pergeseran. Namun, di tengah maraknya makanan cepat saji dan tren kuliner asing, muncul peluang besar untuk mengangkat kembali kekayaan kuliner lokal, salah satunya adalah masakan khas Batak. Perusahaan rintisan di bidang kuliner, Kepayang Samboga, mengambil langkah strategis dalam merintis layanan food service dan konsultasi kuliner, sekaligus meluncurkan merek makanan khas Batak bernama Kedai Kombur.

Melihat peluang tersebut, Kepayang Samboga, sebuah perusahaan rintisan di bidang kuliner, hadir dengan pendekatan strategis melalui layanan food service dan konsultasi kuliner. Salah satu inisiatif utamanya adalah peluncuran merek makanan khas Batak bernama Kedai Kombur. Nama “Kombur”, yang dalam bahasa Batak berarti “bercerita” atau “mengobrol”, dipilih untuk merepresentasikan semangat kehangatan, kebersamaan, dan nilai kekeluargaan yang ingin dihadirkan lewat setiap sajian makanan. Kedai ini tidak sekadar menawarkan makanan, tetapi juga menjadi ruang berbagi cerita dan pengalaman antar pengunjung.

Kedai Kombur menawarkan resep turunan asli dari warisan keluarga yang telah diwariskan secara turun-temurun, menjaga keaslian cita rasa khas suku Batak.

Mengusung konsep tradisional yang menonjolkan cita rasa autentik ada berbagai menu andalan yang ditawarkan, mulai dari Saksang, Arsik ikan Mas yang berwarna Emas, BPK (Babi Panggang Karo), hingga hidangan sambal khas yang sangat disukai oleh masyarakat Batak, yaitu Sambal Andaliman. Sentuhan modern dalam penyajiannya tidak mengurangi keaslian rasa hidangan khas Sumatra Utara ini. Meskipun disajikan tanpa darah, kekayaan bumbu tradisional Batak yang kaya rempah tetap mampu menghadirkan keotentikan cita rasa yang sesungguhnya.

Berita Terkait :  Magang di Petrokimia, Mahasiswa Untag Surabaya Ikut Pengabdian Masyarakat

Antonius Ferdinand, pemilik Kepayang Samboga, menyatakan bahwa keinginannya untuk menghadirkan pengalaman kuliner yang unik di Surabaya mendorongnya memilih makanan khas Batak sebagai fokus usahanya. Di tengah banyaknya pilihan kuliner Chinese food yang sudah lebih dahulu populer, ia ingin menjadikan Kedai Kombur sebagai ikon yang mampu memperkenalkan keunikan rasa masakan Batak kepada masyarakat kota ini. Pendekatan ini tidak hanya menjadi bentuk diferensiasi, tetapi juga kontribusi nyata terhadap pelestarian kuliner daerah.

Mengenalkan masakan Batak di daerah lain melalui event bazar seperti Kepo Market merupakan langkah yang efektif untuk menarik perhatian pembeli, sekaligus menjadi cara yang ampuh untuk lebih mendekatkan kuliner Batak kepada masyarakat luas. Bazar ini juga memiliki daya jangkau yang luas, mampu menarik berbagai kalangan umur, mulai dari anak muda hingga orang dewasa, serta berbagai pecinta kuliner yang ingin mengeksplorasi rasa baru dan berbeda.

Respons positif datang dari para pengunjung yang antusias mencicipi masakan khas Batak. Mereka menyatakan kepuasan atas cita rasa autentik, penggunaan bahan berkualitas, dan racikan rempah yang seimbang. Hidangan seperti Saksang dan Sambal Andaliman menjadi sorotan karena keunikannya yang jarang ditemui di Surabaya. Antusiasme ini membuktikan bahwa kuliner tradisional dapat diterima pasar modern jika dikemas dengan tepat. Selain kelezatan menu, suasana hangat dan akrab di Kedai Kombur memberikan pengalaman yang berkesan dan mencerminkan makna “Kombur” sebagai ruang untuk berbagi cerita dan kebersamaan. [why]

Berita Terkait :  Berjuang Menerapkan Etika Komunikasi Politik Nasional

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru