27 C
Sidoarjo
Wednesday, December 17, 2025
spot_img

Tim Patroli Air Terpadu Jatim Telusuri Penyebab Ikan Mati di Sungai Surabaya

Pemprov Jatim, Bhirawa
Tim Patroli Air Terpadu Jatim didalamnya termasuk Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur (DLH Jatim) turun ke lapangan untuk menindaklanjuti laporan warga, kalau banyak ikan ditemukan mati mengambang di aliran Sungai Surabaya yang melintasi Wringinanom, Kabupaten Gresik pada Hari Senin (19/5) lalu.

Awalnya dari laporan ini disinyalir ada dugaan limbah dari Pabrik Gula, karena kemungkinan sudah mulai musim giling, sehingga dampaknya ikan mabuk dan mati. Penelusuran laporan keberadaan ikan mati di Kali Surabaya, maka menjadi perhatian dari Pemprov Jatim melalui Plt Kepala DLH Jatim, Nurcholis langsung menginstruksikan jajarannya untuk turun bersama Tim Patroli Air Terpadu Jatim.

Tim DLH Jatim yang turun langsung yaitu Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, dan UPT Laboratorium Lingkungan.

Kepala Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum DLH Jatim, Ainul Huri menyampaikan, pihaknya masih terus menelusuri penyebab matinya ikan ikan tersebut. Laporan masyarakat menduga ada kaitan dengan limbah pabrik gula.

Saat berada di pabrik gula, tim tersebut langsung meninjau instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Hasilnya, pabrik gula ini pada 16 Mei lalu sempat beroperasi sebentar, namun akhirnya terhenti menunggu pasokan tebu yang masuk untuk dilaksanakan proses giling.

”IPAL dari pabrik gula saat itu juga masih belum keluar, nampak dari aliran sungai dari IPAL yang masih kering yang telah kami telusuri tadi. Sehingga tidak bisa menuding pabrik gula sebagai penyebabnya. Untuk itu, nantinya kami akan menelusuri dugaan limbah yang lain, hingga ketemu penyebabnya,” katanya.

Berita Terkait :  Peduli Sesama, Babinsa 0823-05/Panarukan Bagikan Sembako Warga Kurang Mampu

Ainul menegaskan, jika memang ditemukan penyebab matinya ikan di sungai ini yaitu industri atau perusahaan, maka akan diberikan sanksi administratif dan memperbaiki kekurangan IPAL agar tidak mencemari sungai.

”Sebenarnya setiap kegiatan usaha pasti sudah melakukan pantau bulanan maupun pantau semesteran. Apalagi sampling limbah menjadi rutinitas baik industri maupun perusahaan, dan melaporkan hasilnya juga ke Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum DLH Jatim melalui pelaporan Si Pelita (Sistem Informasi Pengawasan dan Pelaporan Lingkungan Hidup Terpadu),” tegasnya.

Jika memang hasilnya ada yang melebihi baku mutu maka Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum DLH Jatim akan turun ke lapangan. ”Ketaatan terhadap limbah dibuktikan di Si Pelita, dan data itu menjadi salah satu rujukan untuk Proper Perusahaan,” katanya.

”Untuk hari ini kami menelusuri penyebab ikan mati. Selanjutnya kami akan beraudensi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Perum Jasa Tirta untuk mengkonfirmasi dugaan berikutnya,” tandasnya, Selasa (20/5) kemarin.

Koordinator Tim Patroli Air Terpadu Jatim yang juga NGO Konsorsium Lingkungan Hidup, Imam Rochani menyampaikan hal senada. Pihaknya akan terus menelusuri penyebab ikan mati.

”Untuk itu, kami juga mengharapkan warga langsung bisa melaporkan ke DLH Jatim atau kami di Patroli Air Terpadu Jatim agar bisa turun langsung untuk menemukan penyebabkan matinya ikan ikan ini,” tandasnya. [rac.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru