Surabaya, Bhirawa
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mengembangkan inovasi alat penanam padi berbasis teknologi modern. Inovasi yang dikembangkan Dosen program studi Teknik Mekatronika PENS dengan melibatkan 3 orang mahasiswa asal Prancis dan siswa SMK N 1 Jenangan Ponorogo, yang diberinama Robotani Planter.
Ketua kelompok riset Intelligent Mechatronics and Robotics, Dr Eng, Indra Adji Sulistijono, ST, M Eng, menjelaskan alat yang dikembangkannya telah mengalami beberapa kali perubahan desain, baik itu dari mekanisme maupun varian bentuknya.
“Ide dan gagasan pengembangannya inovasi ini murni dari tim, pada taraf implementasi di lapangan pembuatan robot juga melibatkan berbagai pihak, seperti beberapa komponen dibuat di SMKN 1 Jenangan dengan melibatkan siswa dan guru di sana dan bagi 3 orang mahasiswa Prancis, yaitu Arthur Leduc, Noam Yanis Adda, dan Odin Antonio Jean Claude De Vito akan dilibatkan dalam pembuatan DED (Detail Engineering Desain) inovasi alat penanam padi,” ujarnya Rabu (15/5).
Lanjut Indra mengatakan bahwa mahasiswa dari Prancis bukan sengaja dihadirkan khusus untuk kegiatan tersebut, tapi mereka merupakan mahasiswa asal University Polytechnic Hauts-De-France yang sedang menjalankan 30 SKS perkuliahan di PENS, dan ke depan mereka akan terlibat dalam implementasi inovasi ini.
“Ini sebagai bentuk komitmen PENS untuk membangun lingkungan akademik yang inklusif, kompetitif, dan berstandar global, dengan menjadi kampus berdampak nyata bagi masyarakat,” ungkap Indra.
Ketua riset tersebut menceritakan yang melatar belakangi kenapa akhirnya kami membuat 3 variasi alat penanam padi, karena lokasi penelitian di Pudak Ponorogo, dari situ kami berusaha untuk mengakomodir kebutuhan sekaligus menyesuaikan dengan konturnya.
“Robotani Planter merupakan alat penanam padi berbentuk robot alat yang dirancang dalam tiga varian, yaitu manual, baterai, dan berbahan bakar minyak,”tuturnya.
Planter manual misalnya, dengan ukuran lebih kecil, cocok untuk menanam bibit di area dengan luasan terbatas, yang kebanyakan berlokasi di dataran tinggi, tambah Indra, dengan mempertimbangkan mobilitas dan lokasinya, maka alat penanam ini dibuat dengan mekanisme ringan dan minimalis.
“Planter baterai, yang menggunakan sistem lebih kompleks, dengan dukungan remote kontrol wireless, serta alat ini sesuai untuk penanaman bibit di area sedang, yang kontur tanahnya relative lebih datar dan terakhir yang dikembangkan yaitu alat penanam padi yang berbahan bakar minyak dan tentunya didesain untuk lahan luas dan medan berat, agar dapat memaksimalkan kapasitas dan daya jelajah, kemampuan adaptasi terhadap kondisi geografis yang beragam, inovasi kita buat diharapkan menjadi solusi efektif bagi pertanian Indonesia,” ucap Indra.
Indra menambahkan tujuan pelaksanaan penelitian untuk mengenalkan teknologi cerdas yang mendukung efisiensi sektor agraris, yang berfokus bagaimana kita bersama-sama dapat mengatasi keterbatasan tenaga kerja di sektor pertanian, dimana para generasi muda mulai enggan menyentuh sektor pertanian.
“Alat ini tidak hanya penurunan produktivitas pertanian akibat serangan hama, iklim ekstrim, ditambah dengan penggunaan metode tradisional yang lambat dan tidak efisien menambah kompleksitas permasalahan sektor pertanian,” imbuhnya.
Ketua Konsorsium PTV Jawa Timur, Prof Ir Amang Sudarsono, ST Ph D, IPU, menyampaikan Provinsi Jatim memiliki potensi ekonomi pada sektor pertanian yang tinggi, dari situ inovasi ini sangat bermanfaat.
“Sebagai wilayah yang disebut sebagai lumbung pangan nasional, Provinsi Jatim memiliki potensi meningkatkan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dari sektor pertanian, yang dimana pernah kami sampaikan pada focus grup discussion (FGD) finalisasi workforce planning, innovation planning dan model ekosistem kemitraan yang diselenggarakan pada tahun 2024 silam,” jelasnya. [ren.wwn]


