Kota Malang, Bhirawa
Halalal Bi Halal di ruang terbuka memang jarang dilakukan. Keluarga besar Yayasan TAAT Qurrota A’yun menggelar dilapangan Brawijaya (Rampal), dengan mengusung tema “Terus Bersinergi, Sucikan Hati, Bermaafan Hati Lapang Hidup Tenang”.
Tak hanya duduk dan bersalaman, kegiatan ini dibuat lebih variatif dan menyegarkan. Dimulai dengan jalan santai dan senam sehat bahagia, para peserta yang terdiri dari guru, wali murid, serta anak-anak TK hingga SD Plus Qurrota A’yun tampak antusias menikmati pagi cerah bersama. “Kita harus sering berinteraksi dengan alam,” ujar Ustadz Suryadi, S.Pd., Ketua Yayasan Qurrota A’yun.
Pihaknya menekankan pentingnya silaturahmi dalam kebaikan, tidak hanya dengan Allah (hablumminallah), tapi juga sesama manusia (hablumminannas). “Minta maaf kepada manusia itu wajib, agar hati kita kembali kosong dari beban dan dosa. Kosong-kosong, insyaAllah bersih,” lanjutnya dengan senyum.
Halal bi halal bukan akhir dari perjuangan ibadah. Suryadi mengingatkan bahwa bulan Syawal justru menjadi momentum riyadhah-latihan rohani lanjutan setelah Ramadhan. Tak lupa, anak-anak SD pun ditugaskan untuk bersilaturahmi ke gurunya sebagai bentuk penghormatan dan adab Islami.
Suasana semakin semarak saat Ustadz H. Rokhmad, anggota DPRD Kota Malang sekaligus Pembina Yayasan, memandu sesi games dan motivasi. Dengan gaya khasnya yang penuh semangat dan hangat, ia mengajak peserta menjawab kuis seputar Al-Qur’an.
Momen-momen seperti itu yang membuat kegiatan ini tak hanya seremonial, tapi juga edukatif dan inspiratif. Anak-anak bukan hanya bermain, tapi juga belajar, menangkap nilai-nilai luhur dengan cara menyenangkan.
Setelah sesi motivasi, pembagian doorprize kembali menghidupkan suasana, yang ditutul dengan bersalam-salaman, semua peserta tampak bahagia dan saling memaafkan.
Sebagai pelengkap kehangatan, semua mendapatkan sarapan pagi bersama. Menurutnya, tujuan utama kegiatan ini bukan sekadar kebersamaan, tapi juga menyadarkan pentingnya menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
Semangat Ramadhan diharap terus menyala hingga Syawal berakhir, bahkan sampai Ramadhan berikutnya menyapa kembali. “Semua anak pulang sebagai juara,” ungkap salah satu guru. Benar saja, dengan senyum lebar dan hadiah di tangan, anak-anak tampak puas. Wali murid pun senang karena tidak hanya menemani, tapi ikut mendapatkan semangat dan inspirasi dari acara yang dikemas dengan begitu menyenangkan.
Halal Bi Halal kali ini membuktikan bahwa membangun ukhuwah bisa dilakukan dengan cara yang sederhana tapi penuh makna-melalui tawa, gerak, doa, dan syukur. “Dengan hati yang kosong-kosong, lapang, dan siap menapaki hari-hari penuh berkah”pungkasnya. [mut.wwn]


