Pasuruan, Bhirawa
Banjir membawa kotoran sapi terjadi di Desa Balunganyar, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (30/11) sore lalu.
Tentu saja, bencana yang sudah menjadi langganan setiap musim hujan tersebut sangatlah menimbulkan keresahan yang mendalam di kalangan warga yang terdampak.
“Ini yang saya rasakan saat musim hujan. Banjir yang tercampur dengan kotoran sapi,” ujar warga Dusun Wedusan Kidul, di Desa Balunganyar, Suyit, Senin (2/12).
Bencana banjir ini tak hanya menggenangi jalanan desa, namun juga memasuki rumah-rumah warga. Bahkan, air bercampur kotoran sapi menyebabkan bau menyengat yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
“Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit. Warga harus segera membersihkan lingkungan begitu banjir surut,” kata Suyit.
Menurut Suyit, banjir bercampur kotoran sapi terjadi akibat saluran air yang tersumbat dan lokasi kandang sapi milik warga yang terlalu dekat dengan permukiman.
“Harus ada kesadaran dari masyarakat. Tentu, kita sangat berharap ada perhatian lebih. Karena, di sini itu ternak sapi totalnya mencapai ribuan,” imbuh Suyit.
Kondisi tersebut sudah berlangsung lama tanpa adanya solusi konkret. Sebab, tak hanya merusak barang-barang rumah tangga, warga juga harus mengeluarkan biaya lebih untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan.
“Kemarin itu, membersihkannya sama cangkul. Sama yang lain susah bersihnya,” jelas Suyit.
Warga lainnya, Nurhasan juga berharap ada solusi yang nyata. Sehingga bisa hidup nyaman dan sehat.
“Kami tidak ingin mencari siapa yang salah, tapi harus ada solusi. Dengan solusi itu, kami bisa hidup lebih sehat dan nyaman,” urai Nurhasan.
Selain meminta solusi yang nyata, warga berharap kepada pemerintah daerah supaya secepatnya turun tangan. Yakni, memberikan solusi berupa perbaikan saluran air, penataan kandang sapi hingga penyuluhan tentang pengelolaan limbah ternak.
“Seharusnya semua pihak bersinergi untuk mengatasi limbah kotoran ini,” tambah Nurhasan. [hil.gat]