Surabaya, Bhirawa
Semua lembaga survei penyelenggara quick count Pilkada Jawa Timur memenangkan pasangan nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa – Emil L Dardak pada posisi puncak pemilihan gubernur/wakil gubernur Jawa Timur 2024 yang digelar, Rabu (27/11) kemarin.
Hasil sementara quick count Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Rabu (27/11/2024) pukul 16.04 WIB, total suara masuk mencapai 92 persen. Menyebut pasangan Cagub-Cawagub Jatim nomor urut 01 Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim: 8,54 persen.
Pasangan Cagub-Cawagub Jatim nomor urut 02 Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak: 58,18 persen.
Sedangkan pasangan Cagub-Cawagub Jatim nomor urut 03 Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans: 33,28 persen.
Sedangkan quick count versi Litbang Kompas per pukul 16.49 WIB dengan masukan data 81,73 persen juga menempatkan Khofifah-Emil di urutan pertama perolehan suara dengan 58,65 persen. Sementara Luluk -Lukman 8,29 persen dan pasangan Risma – Gus Zahrul Azhar 32,78 persen.
Sementara Charta Politika menyebut hingga pukul 15.54 WIB dengan jumlah suara yang telah masuk mencapai 70%, perolehan suara sementara untuk paslon Khofifah-Emil mencapai 57,96% di atas perolehan Risma-Gus Hans yakni 33,69%. Sedangkan paslon Luluk-Lukmanul memperoleh 8.35%.
Berdasarkan hasil quick count Poltracking Indonesia yang ditayangkan pada Rabu (27/11/2024) pukul 17.02 WIB, paslon Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak unggul dengan memperoleh suara 59,6% dari 94,2% suara yang masuk, mengalahkan Tri Rismaharini-Gus Hans dengan suara 31,44%, dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim 8,96%.
Petahana Khofifah Indar Parawansa kemarin menggunakan hak pilihnya di TPS 19 SDN Margorejo VI, Surabaya, , Rabu (27/11/2024). Usai mencoblos, Khofifah menyampaikan pesan kuat kepada masyarakat Jawa Timur.
“Saya mengajak seluruh warga Jatim, ayo segerakan ke TPS dan gunakan hak pilih kita. Ini bagian dari membangun bangsa, dari provinsi hingga kabupaten dan kota,” ujarnya dengan penuh semangat.
Khofifah tak hanya bicara soal pencoblosan, tetapi juga menekankan pentingnya menjaga suara rakyat.
Setelah keluar dari bilik suara, ia langsung berkoordinasi dengan tim data center untuk memastikan semua TPS memiliki saksi.
“Kami pantau lewat dua posko, di Diponegoro dan Pagesangan. Jika ada TPS yang saksinya belum terpenuhi, relawan akan bergerak. Saksi ini penting untuk menjaga kejujuran proses pemilihan,” tegasnya.
Sementara Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur nomor urut 3, Tri Rismaharini, menjadi perhatian para pemilih saat mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS) 16, RT 1 RW 4, Kelurahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung.
Risma tiba di lokasi lebih awal dari jadwal pembukaan TPS, yaitu pukul 07.10 WIB. Mantan Wali Kota Surabaya dua periode itu menunggu dengan sabar selama sekitar 30 menit hingga TPS siap digunakan.
Soal kehadirannya di TPS lebih awal, Risma menanggapi santai, “Tidak apa-apa, saya sudah biasa menunggu,” ujar Risma.
Dia mengungkapkan, tetap memilih di rumah pribadinya di kawasan Wiyung.
“Selama saya menjadi wali kota, saya tidak pindah ke rumah dinas. Saya tetap di sini, di Wiyung. Banyak yang saling menyapa karena saya sudah lama tinggal di sini,” ungkapnya.
Sedangkan calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, telah menggunakan hak pilihnya di TPS 3, SDN Brodot I, Jombang, pada Rabu, 27 November 2024.
Dengan didampingi suaminya, Luluk memilih mencoblos di TPS 3 SDN Brodot karena disanalah ia menghabiskan masa kecilnya. Membuktikan kecintaannya kepada Jawa Timur dan kampung halamannya.
“Juga sebagai calon gubernur saya bisa memilih di kampung saya sendiri di Desa Berodot, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Artinya bahwa segenap jiwa raga, fisik dan juga secara mental saya hadir untuk Jawa Timur,” kata Luluk usai mencoblos.
Luluk juga mengajak masyarakat untuk menjadikan pilgub ini sebagai perayaan bersama yang mencerminkan semangat demokrasi. Ia berharap proses pemilihan ini dapat menjadi langkah awal menuju perubahan dan kemajuan yang lebih baik lagi bagi jawa timur.
“Mudah-mudahan warga Jawa Timur seluruhnya dapat merayakan bersama-sama Pilgub ini sebagai sebuah momen untuk membuat perubahan dan kemajuan yang lebih baik lagi untuk Jawa Timur,” tambahnya.
Petugas Meninggal Dunia
Sementara itu pelaksanaan Pilkada serentak di Jawa Timur kemarin, diwarnai dengan jatuhnya korban dan pengamanan pelaku politik uang di sejumlah wilayah.
Di tengah lancarnya proses demokrasi di 60.751 TPS, dua petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dilaporkan meninggal dunia akibat kelelahan dan kecelakaan kerja saat bertugas.
Kejadian ini menjadi pengingat tentang beratnya tugas yang diemban oleh para petugas pemilu di lapangan.
Salah satu insiden terjadi di Kelurahan Tosaren, Kota Kediri. Seorang petugas KPPS meninggal dunia saat proses pemungutan suara berlangsung.
Ketua KPU Jatim, Aang Kunaifi, menyampaikan bahwa petugas tersebut diduga mengalami kelelahan berat. “Ini adalah kabar yang sangat menyedihkan. Petugas kami gugur saat menjalankan tugasnya di TPS. Diduga faktor kelelahan menjadi penyebab utama,” ujarnya, Rabu (27/11).
Selain itu, insiden serupa juga terjadi di lokasi lain, di mana seorang petugas meninggal dunia sebelum TPS dibuka, saat tengah mempersiapkan peralatan.
Pada kesempatan sama, Komisioner KPU Jatim, Eka Wisnu Wardhana mengungkapkan bahwa kejadian ini merupakan risiko yang selalu mengintai petugas ad hoc, yang harus bekerja keras dari tahap persiapan hingga proses penghitungan suara.
“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya. Kecelakaan kerja memang bisa terjadi, baik di hari H maupun saat persiapan. Tugas mereka sangat berat dan penuh tanggung jawab,” katanya.
Selain meninggal dunia, beberapa petugas di Pamekasan, Pasuruan, Kota Malang, Mojokerto, Ngawi, Banyuwangi, dan Tulungagung dilaporkan jatuh sakit, bahkan ada yang pingsan di lokasi TPS.
KPU Jatim, lanjut dia, memastikan bahwa keluarga petugas yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan dan klaim BPJS.
Sementara Satuan Tugas (Satgas) Anti Money Politic Polres Pasuruan Kota mengamankan empat orang warga yang diduga sedang melakukan praktik politik uang jelang hari pencoblosan Pilkada Serentak 2024.
Ke empat orang tersebut diamankan di Dusun Krandon Lor, Desa Rejoso Kidul, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Selasa (26/11) malam.
Ketua Bawaslu Kabupaten Pasuruan, Arie Yoenianto, menyampaikan OTT dilakukan di rumah salah satu relawan berinisial HK, sekitar pukul 19.00.
“Mereka diamankan di sebuah rumah relawan, inisial HK, di Dusun Krandon Lor. Ada empat orang yang terlibat, kemudian dilimpahkan ke Bawaslu untuk pemeriksaan lebih lanjut,” urai Arie Yoenianto, Rabu (27/11).
Selain mengamankan empat orang warga, Satgas Anti Money Politic menyita barang bukti berupa 290 amplop berisi uang Rp 20 ribu per amplop.
Uang tersebut diduga merupakan bagian dari total 1.647 amplop, di mana 1.358 amplop telah dibagikan sebelumnya.
“Uang ini berasal dari tim di atas mereka. Total sebanyak 1.647 amplop dan yang sudah dibagikan mencapai 1.358 amplop. Jadi, yang kami amankan sebanyak 290 amplop,” jelas Arie Yoenianto. [geh.hil.gat]