Oleh :
Sayidah Aulia ul Haque, M.Psi.
Dosen fakultas Psikologi Untag Surabaya
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah sebuah upaya pembinaan kepada anak sejak mereka lahir hingga 6 tahun, pendidikan di masa ini pada dasarnya merupakan sebuah upaya optimalisasi potensi anak melalui aspek-aspek perkembangan yang dimiliki sehingga siap mengikuti pembelajaran di tingkat selanjutnya.
Selama ini, kemampuan anak terhadap calistung (baca, tulis, hitung) menjadi ukuran keberhasilan pendidikan pada anak-anak usia dini, padahal target yang harus dicapai anak pada tingkat PAUD bukanlah menjadi anak-anak yang berprestasi lewat calistung namun dapat tumbuh optimal aspek perkembangannya sehingga tumbuh menjadi anak yang sehat dan bahagia.
Memaksakan anak untuk menguasai calistung secara akademik pada usia dini pada dasarnya berlawanan dengan tahap perkembangan kognitif seorang anak.
Ilmuwan psikologi Jean Piaget menyebutkan bahwa anak-anak pada usia 2-7 tahun berada pada tahap perkembangan kognitif pra operasional. Dimana pada tahap ini anak akan lebih banyak membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi pada hal-hal yang bersifat kongkret, di sisi lain angka dan huruf pada dasarnya merupakan sebuah konsep dan kesepakatan akan sebuah simbol.
Bukti bahwa huruf dan angka adalah sebuah konsep yaitu adanya perbedaan kesepakatan antara bentuk huruf A di negara satu dan lainnya, konsep yang bersifat abstrak ini tentu merupakan hal yang masih sulit dipahami oleh anak-anak usia dini.
Pembelajaran calistung yang yang disampaikan secara akademik dan belum sesuai dengan usia anak dapat berdampak negatif pada anak tidak hanya pada jangka pendek seperti stress akademik serta jangka menengah seperti mental hectic (kelelahan mental), namun juga hingga jangka panjang seperti menurunnya kebutuhan untuk berprestasi dan melanjutkan Pendidikan ke level yang lebih tinggi.
Meski demikian, tidak berarti anak-anak kita tidak boleh belajar calistung di usia dini, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama adalah target pembelajaran calistung sebaiknya bukan pada penguasaan namun pada pengenalan. Seringkali kita temui pembelajaran calistung di taman kanak-kanak mewajibkan mereka untuk menghafal dan menguasai operasional huruf dan angka padahal sebenarnya anak cukup mengenal saja.
Kedua, hal yang perlu diperhatikan adalah metode pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran pada anak usia dini termasuk calistung sebaiknya berbasis pada konsep developmentally appropriate practice (DAP) yaitu pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak baik dari segi usia, karakteristik maupun budaya.
Ketiga, proses belajar perlu dikemas secara kongkret dan menyenangkan, tidak lagi pada tataran teoritis namun anak-anak dapat belajar langsung melalui pengalaman sehari-hari yang menyenangkan seperti bermain, eksperimen, storytelling dan sebagainya.
Melalui metode belajar yang tepat diharapkan anak memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan serta menjadi memori belajar yang indah yang membuat mereka ingin terus belajar dan tak lelah mencapai cita-cita.
—————- *** —————–