27 C
Sidoarjo
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Provinsi Jawa Timur Raih Penghargaan Terbanyak ADWI dan Apresiasi Budaya Indonesia


Pemprov, Bhirawa
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan terbanyak pada saat malam penganugeraahan ADWI yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata, di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) hari Minggu, (17/11/2024)

Kegiatan penghargaan pada malam Anugerah Desa Wisata Indonesia merupakan puncak ADWI 2024, dalam kesempatan tersebut telah diumumkan para juara dengan 8 kategori yang dilombakan dan diikuti oleh 50 finalis ADWI 2024.

Sebagaimana diketahui, Anugerah Desa Wisata Indonesia / ADWI merupakan program Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata yang bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada desa-desa wisata yang memiliki prestasi dengan kriteria-kriteria penilaian dari Kementerian Pariwisata.

Selanjutnya diharapkan dapat memberikan wadah bagi para pengelola desa untuk dapat meningkatkan kualitas desa utamanya dalam hal promosi pariwisat dan menjadikan desa wisata di Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia dan berdaya saing tinggi.

Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana dalam sambutan resminya, menyampaikan Desa Wisata adalah salah satu ujung tombak pariwisata Indonesia dan akan menjadi prioritas utama dalam masa jabatannya.

“Desa wisata adalah akar rumput yang kuat yang telah memperlihatkan kepada dunia, bahwa Indonesia dibalik alamnya yang indah, terdapat masyarakatnya yang hangat dan penuh dedikasi mengembangkan daerahnya,” tutur Menteri Pariwisata.

Penghargaan diserahkan oleh pejabat eselon 1 Kementerian Pariwisata, pejabat eselon 1 Kementerian Ekonomi Kreatif, dan ketua dewan juri ADWI di hadapan seluruh peserta dan tamu undangan yang hadir.

Acara Malam Anugerah Desa Wisata ini merupakan agenda penutup dari rangkaian Final ADWI 2024 yang sebelumnya telah dilaksanakan 2 acara pembuka, yakni Forum Mitra Strategis dan Display 50 Peserta Desa Wisata.

Untuk diketahui, Desa Wisata Gunungsari, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur ini merupakan satu-satunya desa wisata di Kabupaten Madiun yang mengusung tema kebudayaan dan kearifan lokal yang sangat kental.

Berita Terkait :  Dukung Kabupaten Layak Anak, PUPR Nganjuk Tata Kawasan Pedestrian

Menjunjung tinggi adat istiadat yang menjadi warisan dari nenek moyang serta turut melestarikan budaya dan tradisi berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, persepsi, dan kesenian.

Pada even ini Jawa Timur Meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024 Juara 1, Kategori Digital Desa Gunungsari, Kabupaten Madiun juga mendapat nominasi Kategori Kelembagaan dan SDM dan juga Kategori Maju.

Kemudian Juara 2, Kategori Kelembagaan dan SDM Desa Adat Osing Kemiren, Kabupaten Banyuwangi juga mendapat nominasi Kategori Digital dan kategori Maju. Ada juga Juara 2 Kategori Maju Desa Dewi Anom, Kabupaten Malang.

Adapun desa wisata Sempu dari kabupaten Kediri masuk pada kategori nominasi Desa Wisata Resiliensi yakni Desa Wisata yang mampu menghadapi dan mengatasi situasi yang berisiko/ to bounce back dalam pengelolaan desa wisatanya setelah pandemi.

Atas penghargaan tersebut, Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya atas dedikasi dan keseriusan seluruh pihak dalam mengembangkan sektor pariwisata di Jawa Timur.

Menurutnya, tiga penghargaan ini menjadi penanda bahwa Jawa Timur memiliki potensi pariwisata yang unggul dan tidak kalah dari provinsi lainnya.

“Alhamdulillah, Desa Wisata kita kembali meraih penghargaan dari ADWI. Ini tandanya, desa wisata kita semakin maju dengan keunggulan pariwisata. Dengan sekitar 1.391 jumlah destinasi wisata dan 630 desa wisata di Jawa Timur, kita tidak kalah dengan daerah lainnya,” ucapnya.

Ia melanjutkan, penghargaan yang diterima ini juga merupakan bentuk amanah sekaligus kesempatan yang diberikan oleh pemerintah pusat bagi Jawa Timur untuk melakukan promosi seluas-luasnya baik di level domestik maupun mancanegara.

Berita Terkait :  Stadion Soeprijadi Jadi Kandang Arema, Pemkot Belum Berikan Izin Tanding

Oleh sebab itu, dukungan dari pemerintah provinsi juga diharapkan bisa hadir guna memaksimalkan potensi yang dimiliki tiga desa wisata tersebut.

“Insya Allah pada 2025 mendatang, melalui Disbudpar akan dilakukan Empowerment and Resilience, berupa pelatihan/bimtek/promotion engagement dan bantuan sarana sesuai dengan hasil kurasi dan kebutuhan desa,” terang Adhy Karyono.

Sehari sebelumnya (Sabtu 9/11/2024), pada malam Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan 13 (tiga belas) penetapan Warisan Budaya Tak benda Indonesia (WBTbI).

Terdiri dari Bahasa Madura (Provinsi Jawa Timur),Kerupuk Abang Ijo (Kab. Bojonegoro), Ampo Tuban (Kab. Tuban), Pudak (Kab. Gresik), Dhurung Bawean (Kab. Gresik), Krecek Bung (Kab. Lumajang), Jaranan Jur Ngasinan (Kab. Blitar), Tari Remo Boletan (Kab. Jombang), Penanggalan Tengger (Kab. Pasuruan), Roma Tabing Tongkok (Kab. Situbondo), Baritan (Kab. Trenggalek), Bersih Dam Bagong (Kab. Trenggalek) dan Kupatan Durenan (Kab. Trenggalek)

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen bahwa upaya pelestarian budaya terus ditingkatkan melalui berbagai macam program, termasuk diantaranya mendaftarkan warisan budaya Jawa Timur ke tingkat Nasional.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Evy Afianasari menyampaikan rasa bersyukur karena Jatim memperoleh banyak penghargaan

“Alhamdulilah berkat arahan dan bimbingan dari Bapak Pj. Gubernur dan dukungan dari Masyarakat Jawa Timur, pada tahun ini Pemprov Jatim mendapatkan 13 (tiga belas) penetapan Warisan Budaya Tak benda Indonesia (WBTbI), penetapan ini langsung diberikan oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, semoga kedepan dapat bermanfaat bagi kita semua” kata Evy

Berita Terkait :  Lepas Porsadin, Pj Wali Kota Mojokerto Ingatkan Jaga Sportifitas

Pada malam Apresiasi Warisan Budaya Indonesia tersebut Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga mengisi pameran Akasa dengan materi Penanggalan Tengger yang langsung dipandu oleh tokoh adat Tengger dari Kab. Pasuruan.

Sebagaimana diketahui, mayoritas masyarakat tengger mendiami kawasan Gunung Bromo, diantaranya ada di Kab. Probolinggo, Kab. Pasuruan, Kab. Malang dan Kab. Lumajang. Selain penanggalan Tengger, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga menampilkan Tari Remo Boletan dari Kabupaten Jombang, memamerkan kuliner berupa kerupuk Abang Ijo dari Kabupaten Bojonegoro, Pudak dari Kabupaten Gresik, Krecek Bung dari Kabupaten Lumajang, dan Ampo dari Tuban.

Penetapan WBTbI merupakan bentuk pengakuan atas objek kebudayaan yang ada di nusantara, ke depannya diharapkan penetapan ini dapat menjadi modal untuk pelestarian warisan budaya baik benda maupun takbenda.

Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyatakan bahwa pada tahun 2025 nanti akan mengusulkan Reog Ponorogo, Kolintang, dan Kebaya ke dalam Warisan Budaya Dunia Unesco.

“Dalam beberapa tahun terakhir ini, upaya pelestarian budaya semakin kita tingkatkan. Melalui program-program konkret, seperti pengajuan warisan budaya kepada UNESCO tahun depan Kementerian Kebudayaan akan mengusulkan Reog Ponorogo, Musik Kolintang dan Kebaya” kata Fadli Zon saat menghadiri acara AWBI 2024. Rac.gat

Terdapat 272 WBTbI yang ditetapkan oleh Kementerian Kebudayaan pada Tahun 2024. “Warisan budaya adalah “Nasional Treasure” dan malam apresiasi karya budaya Indonesia tahun 2024 merupakan penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia kepada semua pihak yang telah berjuang melestarikan warisan budaya, ” ucap Menteri Kebudayaan. [rac.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img