Sekretaris Disperpusip Kabupaten Situbondo, H. Imam Hidayat, didampingi Imas Susilo Wicaksono, Kabid Perpustakaan saat peresmian acara Workshop penerapan Aplikasi Perpustakaan Inlislite tahun 2024. foto: sawawi/bhirawa
Situbondo, Bhirawa.
Jajaran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Diperpusip) Kabupaten Situbondo mengadakan workshop penerapan aplikasi perpustakaan Inlislite tahun 2024, selama dua hari, 12-13 November 2024. Tampil sebagai narasumber dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Probolinggo, Hesthiyono Suko Adhi, Kepala Bidang Perpustakaan Kabupaten Situbondo, Imas Susilo Wicaksono.
Menurut Imas Susilo Wicaksono, acara Workshop Penerapan Aplikasi Perpustakaan Inlislite” tahun 2024 merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan manusia berkualitas dan berdaya saing. Tentunya, kata Imas, juga harus melalui pembentukan karakter yang bisa dilakukan dengan peningkatan budaya literasi, inovasi dan
kreatifitas.
“Dengan beragamnya bahan belajar (informasi) terutama digital yang dapat diakses setiap saat oleh masyarakat, kini menjadi permasalahan masa kini. Selain itu, ulasnya, juga menuntut harus pandai memilih bahan belajar yang tepat. Untuk itu jangan sampai kita terjebak dengan bahan belajar yang bersifat hoax,” imbuh Imas.
Hal tersebut, aku Imas, sangat dibutuhkan kemampuan literasi yang tinggi. Kemampuan literasi adalah, ungkap Imas, merupakan kemampuan mendasar yang dapat menjadi pijakan bagi seseorang untuk menghadirkan kehidupan yang lebih baik bagi dirinya sendiri maupun bagi banyak orang.
“Dengan kemampuan literasi seperti membaca, menulis serta mengolah dan memahami informasi maka seseorang bisa menyerap begitu banyak ilmu pengetahuan, berkomunikasi, berpikir dan memiliki keahlian problem solving (pemecahan masalah),” terang Imas.
Langkah strategis lain yang bisa ditempuh, kupas Imas, dengan cara meningkatkan budaya literasi yang notabene merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan salah satu cita-cita kemerdekaan sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
“Memang membudayakan membaca buku memang berat. Apalagi jaman sekarang anak-anak sudah sangat terbiasa dengan hand phone yang secara mudah bisa mengakses berbagai informasi.
Maka dari itu diperlukan perubahan perspektif tentang perpustakaan yang konvensional dari buku bertumpuk, katalog tak berurutan menjadi perpustakaan inovatif yang diintegrasikan dengan teknologi,” ujar Imas.
Dengan penggunaan aplikasi ini, sambung Imas, maka akan dapat meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, di bidang pelayanan perpustakaan. Ini juga memberikan pengalaman yang lebih baik, tutur Imas, karena memiliki akses yang lebih luas di seputar pengetahuan dan informasi bagi pengguna perpustakaan. Nah, kupas Imas lagi, dengan menggunakan aplikasi perpustakaan, pengelola dapat memberikan layanan yang lebih optimal dan responsif kepada pengguna perpustakaan.
“Adanya peminjaman, pengembalian, dan permintaan informasi dapat ditangani dengan lebih cepat dan tepat. Karena waktu yang digunakan untuk tugas administratif menjadi lebih efisien, maka pengelola perpustakaan dapat fokus pada peningkatan pelayanan kepada pengguna perpustakaan,” pungkas mantan Kabid Aset pada Kantor BKAD Kabupaten Situbondo itu. (awi.hel)