27 C
Sidoarjo
Friday, November 8, 2024
spot_img

Seksisme “Game of Thrones”: Tinjauan dan Dampaknya

Oleh :
Findo Sinatrya
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Surabaya

“Game of Thrones,” serial televisi yang diadaptasi dari novel karya George R.R. Martin, telah menjadi fenomena global dan mendapat banyak pujian kritis. Namun, di balik popularitasnya terdapat masalah seksisme yang tidak bisa diabaikan. Artikel ini akan mengkaji bagaimana seksisme tercermin dalam karakter, penceritaan, dan representasi perempuan dalam “Game of Thrones”, serta dampaknya terhadap penonton dan budaya populer.

Salah satu kritik terbesar Game of Thrones adalah penggambarannya terhadap perempuan. Meskipun ada karakter wanita yang kuat dan kompleks, seperti Daenerys Targaryen dan Arya Stark, banyak karakter wanita lain yang sering ditampilkan dalam konteks seksual atau sebagai objek karakter pria. Hal ini menciptakan narasi di mana kekuatan perempuan seringkali dikaitkan dengan penampilan fisik atau hubungan romantis dengan laki-laki.

Serial ini juga dikritik karena penggambaran kekerasan seksual. Beberapa adegan pemerkosaan dan kekerasan terhadap perempuan tidak hanya dianggap eksploitasi tetapi juga memperkuat gagasan bahwa kekerasan adalah bagian dari dunia yang keras ini. Banyak penonton yang merasa bahwa kekerasan seperti ini seringkali tidak diperlukan dalam alur cerita dan hanya menambah drama. Meskipun terdapat tokoh-tokoh perempuan yang kuat, namun banyak dari mereka yang perkembangannya terbatas dan sering terpinggirkan dalam cerita. Misalnya Sansa Stark yang di awal season tampil sebagai karakter yang lemah, akhirnya menjadi karakter yang lebih kuat, namun perjalanannya dipenuhi dengan penderitaan yang luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa karakter wanita seringkali harus melalui trauma untuk mendapatkan kekuatan.

Berita Terkait :  Siaga Cuaca Ekstrem

Dampak dari seksisme dalam “Game of Thrones” tidak hanya bagaimana karakter wanita diperlakukan dalam cerita. Hal ini juga memengaruhi cara penonton memandang wanita di dunia nyata. Representasi yang tidak seimbang dapat memperkuat stereotip dan norma sosial yang merugikan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perilaku dan sikap masyarakat terhadap wanita.
“Game of Thrones” adalah contoh nyata dari bagaimana seksisme dapat terwujud dalam media populer. Meskipun serial ini menawarkan karakter wanita yang kuat dan cerita yang kompleks, penggambaran seksisme dan kekerasan terhadap wanita menjadi sorotan yang tidak bisa diabaikan.
Dengan meningkatnya kesadaran akan isu gender dalam media, penting bagi penonton untuk kritis terhadap representasi yang mereka lihat dan bagaimana hal itu mempengaruhi persepsi mereka tentang dunia nyata.

—————— *** ———————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img