Anggota Komisi IV DPR RI, Riyono saat ditemui di Jakarta, Kamis (7/11/2024). Gegeh Bagus Setiadi
Jakarta, Bhirawa.
Mengajak generasi muda menjadi petani bukan perkara mudah. Namun, Anggota Komisi IV DPR RI, Riyono, punya gagasan berani yakni pemerintah harus menggaji petani muda agar mereka tertarik terjun ke sektor ini.
Disamping itu juga untuk mewujudkan perintah Presiden Prabowo Subianto dalam mencetak tiga juta hektare sawah.
Tak hanya itu, ide segar pun telah dituangkan Riyono. Ia membayangkan masa depan pertanian Indonesia yang modern, di mana petani mengandalkan gadget untuk mengelola sawah hingga memasarkan hasil panen.
“Langkah ini penting untuk merealisasikan target besar Presiden Prabowo Subianto, yakni mencetak 3 juta hektar sawah baru dalam empat tahun,” katanya kepada Bhirawa, Jumat (8/11).
Pria yang berangkat dari Dapil VII (Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Magetan, Ngawi) ini juga menginginkan anak muda bisa menjadi petani meski tidak mudah.
“Anak muda mau jadi petani itu nggak gampang. Harus ada daya tarik, salah satunya dengan gaji dari pemerintah. Kalau nggak, siapa yang mau?,” ujar politikus asal PKS ini.
Riyono tak hanya bicara soal insentif. Ia juga menginginkan generasi muda mengubah wajah pertanian Indonesia. Baginya, petani masa depan adalah mereka yang akrab dengan teknologi.
“Bayangkan anak muda bertani pakai gadget. Mereka bisa cek cuaca, pantau irigasi, bahkan jual hasil panen lewat aplikasi. Ini yang kita sebut pertanian modern,” jelasnya.
Untuk mendukung hal tersebut, Riyono mengungkapkan bahwa Komisi IV telah menyiapkan program pelatihan khusus dan platform media sosial Suara Petani Nelayan yang akan menjadi ruang belajar dan berbagi pengalaman.
Riyono juga menyoroti pentingnya pendidikan bagi anak-anak petani. Menurutnya, kesejahteraan petani harus sejalan dengan akses pendidikan yang lebih baik. Ia pun berbagi kisah perjuangannya membiayai kuliah di Universitas Diponegoro (Undip) dengan bertani kacang tanah.
“Bapak saya tukang kayu, ibu petani. Tapi saya bisa kuliah karena bertani. Kesejahteraan petani itu bukan cuma soal ekonomi, tapi juga soal masa depan anak-anak mereka,” tegas Riyono.
Riyono menekankan peran strategis Jawa Timur sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Ia berharap program cetak sawah dan modernisasi pertanian dapat memperkuat posisi Jawa Timur dalam memenuhi kebutuhan pangan Indonesia.
“Kita harus jaga agar produksi padi dan hortikultura tetap optimal. Jawa Timur punya potensi besar, dan kita harus maksimalkan itu,” ujarnya.
Dengan kombinasi insentif, teknologi, dan pendidikan, Riyono optimistis generasi muda dapat menjadi ujung tombak transformasi sektor pertanian.
“Pertanian masa depan ada di tangan anak muda. Kalau kita dukung mereka dengan serius, swasembada pangan bukan lagi mimpi,” terangnya.
“Kalau mau maju pertanian kita, PKS usulkan gaji petani muda kita, jadikan profesi petani menjanjikan. Lulusan pertanian jadikan petani sukses. Kita hitung saja, 2.7 juta petani muda yang siap berkorban katakan 1 juta x 5 juta x 12 bulan = 60 Triliun. Angka yang kecil bagi cita – cita mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan Nasional,” tutup Riyono. (geh,Ira.hel)