Kota Madiun, Bhirawa
Sejak Mei 2024, Kota Madiun terus mengalami deflasi. Kondisi serupa pun kembali terjadi pada September 2024 dengan persentase 0,14 persen. Sehingga, sudah lima bulan berturut-turut Kota Madiun mengalami deflasi.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun Abdul Azis, kondisi ini dipengaruhi sejumlah faktor. Salah satunya, karena turunnya harga sejumlah bahan kebutuhan pokok selama September 2024. Seperti, cabai rawit, bensin, daun bawang, cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, jeruk, semangka, kentang, dan timun.
“Karena saat ini ada sejumlah daerah yang cabai rawitnya panen raya. Sehingga, harga mengalami penurunan. Begitu pula dengan bahan bakar minyak (BBM) juga mengalami penurunan harga bulan lalu,” ujarnya, Rabu (2/10).
Lebih lanjut, Azis menjelaskan bahwa sejak Mei lalu telah terjadi beberapa kali panen raya. Sehingga, stok bahan pokok di pasaran cukup melimpah. Meski begitu, ada sejumlah komoditas yang harganya mulai merangkak naik karena masa panen sudah lewat, salah satunya, beras.
Untuk itu, Azis berharap ke depannya ada kebijakan khusus sebagai upaya mengatasi deflasi. “Sebab kondisi ini dapat menyebabkan kerugian di pihak produsen karena stok barang melimpah, namun daya beli masyarakat kurang,” tandasnya. [dar.wwn]