33 C
Sidoarjo
Saturday, October 5, 2024
spot_img

Belum Selesai Dibangun, Jembatan Desa Sutojayan Kabupaten Malang Hanyut Diterjang Banjir

Kab Malang, Bhirawa.
Jembatan di wilayah Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang diterjang banjir kiriman, hal ini telah merusak pembangunan jembatan penghubung Desa Sutojayan, Kecamatan Pakisaji, kabupaten setempat, karena terseret banjir. Jembatan tersebut akan memasuki tahap pengecoran, dan kayu penyangga bekisting atau cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton saat dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan, yang mana saat itu disiapkan untuk pelaksanaan pengecoran hanyut terbawa arus sungai yang membawa material sampah.

Informasi tersebut dibenarkan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Kabupaten Malang Khairul Isnaidi Kusuma, Kamis (26/9), kepada wartawan, bahwa pembangunan jembatan di wilayah Desa Sutojayan, Kecamatan Pakisaji, pada beberapa hari lalu diterjang banjir. Sehingga dengan hantaman banjir tersebut, maka bekisting yang sudah kita pasang hanyut akibat terjangan banjir Sungai Sukun. “Bekisting diterjang banjir, karena material sampah yang terbawa banjir menghantam bekisting,” terangnya.

Penyangga bekisting tersebut, lanjut dia, tidak kuat menahan terjangan banjir, padahal bekisting itu dibuat untuk dilakukan pengecoran. Dan akibat banjir kiriman tersebut, mengakibatkan kerangka kayu bekisting hanyut terbawa arus, sedangkan untuk bagian pondasi dan sayap jembatan masih dalam kondisi utuh. Meski, ada kerusakan pada bekisting, namun kontruksi jembatan tetap utuh, dan hanya bekisting terbuat triplek kayu, rangka besinya pun masih bisa dipakai, karena kerangka besinya masih utuh belum selesai pembersihan kemarin,” terangnya.

Berita Terkait :  Pj Ketua TP PKK Kabupaten Madiun Monitoring Bulan Bintang Terpadu

Pembangunan jembatan penghubung desa tersebut, kata Khairul, berawal dari aspirasi masyarakat, karena jembatan itu usianya sudah terlalu tua dan konstruksinya mulai mengkhawatirkan. Sehingga DPUB Kabupaten Malang melakukan pekerjaan penggantian jembatan, yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang infrastruktur dan meningkatkan konektivitas antar wilayah, supaya lebih aman, dan tahun berikutnya akan kami tangani drainase di sekitar jembatan itu. .

“Pihaknya telah merubah metode pelaksanaan pengerjaan proyek, saat ini dilakukan normalisasi terlebih dahulu. Selanjutnya mulai mengerjakan penyangga bekisting yang disarankan menggunakan besi baja, hal ini untuk memperkokoh kesiapan konstruksi bekisting jembatan,” ujarnya.

Menurut Khairul, jembatan tersebut kita tambahkan lebarnya, dari awalnya 4 meter menjadi 5,5 meter dan panjang bentangan sebelumnya 5,5 meter menjadi 10 meter, serta jarak antara pondasi (abutment) yakni 8 meter dengan tujuan aliran sungai menjadi lebih lancar. Sedangkan Pembangunan jembatan penghubung Desa Sutojayan tersebut akan berlangsung hingga akhir Desember 2024 mendatang, yang mana untuk metode pengerjaan jembatan itu kita rubah, dengan melakukan pengurangan kayu stager yang bisa menghalangi aliran air diganti dengan baja Wide Flange Beam (WF).

“Kami minta semua tim konsultan maupun rekanan memperhatikan adanya perubahan metode kerja. Dan selain itu juga diperlukan perhatian khusus terhadap sampah yang terbuang ke sungai dan normalisasi Sungai. Dan kami akan bersurat ke Balai Besar Wilayah Sungai Balai Wilayah Sungai BBWS dan Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PUSDA) Provinsi Jawa Timur (Jatim) untuk melakukan normalisasi Sungai,” tandasnya.[cyn.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img