26 C
Sidoarjo
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Transgender yang Tertahan di Surabaya, Dipulihkan Sebelum Dipulangkan

Di Saat Dinsos Jatim Dampingi Orang Terlantar

Oleh:
Rachmat Caesar BS, Kota Surabaya

Tanpa bantuan dari Dinsos DKI Jakarta yang mengirimnya pulang atau Kementerian Sosial yang seharusnya menangani karena ia orang terlantar antara provinsi, VG saat ini dirawat oleh Dinsos Jatim untuk penanganan lebih lanjut sebelum dipulangkan ke daerah asalnya , Bitung-Sulawesi Utara.

VG inisialnya, merupakan seorang transgender berasal dari Bitung, sebuah kota kecil di Sulawesi Utara. Saat ini ia dirawat Dinsos Jatim, setelah tertahan perjalanannya karena sakit sebelum pulang ke Bitung.

Dalam ceritanya VG mengaku seperti banyak orang lain yang merantau ke kota besar, ia memutuskan untuk mencoba merantau di Jakarta dengan harapan mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Jakarta, sebagai ibu kota negara, sering kali dianggap sebagai tempat yang menawarkan lebih banyak peluang.

Namun, realitas hidup di kota besar tidak selalu sesuai dengan harapan. VG berangkat dengan semangat dan keberanian, meskipun ia tahu bahwa tantangan yang akan dihadapinya sebagai seorang transgender tidaklah mudah.

Sesampainya di Jakarta, VG mencoba berbagai cara untuk bertahan hidup. Beruntung, ia memiliki seorang teman asal Manado yang membantunya mendapatkan pekerjaan di sebuah salon. Temannya tersebut menyarankan VG untuk bekerja di sana hingga ia bekerja selama satu tahun sebagai langkah awal untuk menata kehidupannya di kota besar.

Berita Terkait :  Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono Resmikan Jembatan Lumbang Pasuruan

Namun, kehidupan di salon ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Konflik pun muncul ketika ia berselisih dengan pemilik salon yang juga seorang waria, terutama karena masalah pribadi yang melibatkan perebutan seorang pria.

“Saya bekerja selama setahun di salon itu, diusir oleh pemiliknya karena kami mempunyai permasalahan mengenai sesama suka 1 pria, sehingga saya keluar dari pekerjaan itu” ucap orang telantar (OT) VG.

Konflik tersebut memuncak hingga terjadinya pertengkaran hebat antara VG dan pemilik salon. Situasi menjadi semakin rumit ketika persaingan di antara mereka berubah menjadi permusuhan. Pada akhirnya, VG memutuskan untuk meninggalkan salon tersebut.

Keputusan ini membuatnya kehilangan tempat tinggal dan penghasilan. Tanpa pekerjaan dan tempat tinggal, VG terpaksa hidup di jalanan selama satu minggu. Hidup sebagai orang terlantar di Jakarta sangatlah sulit, dan VG merasakan betapa kerasnya hidup tanpa tempat berteduh dan makanan yang cukup. Kondisi fisik dan mentalnya semakin memburuk karena tekanan hidup di jalanan.

Dalam situasi yang penuh keputusasaan, VG bertemu dengan seseorang bernama Pilili yang bersedia membantunya. Pilili mengarahkan VG untuk melapor ke kantor polisi, berharap bisa mendapatkan bantuan lebih lanjut.

Pihak kepolisian kemudian mengarahkan VG ke Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi DKI Jakarta agar ia bisa dipulangkan ke kampung halamannya. Selama menunggu proses pemulangan, VG dirawat di rumah singgah karena kesehatannya yang memburuk. Ia mengalami demam dan kondisi fisiknya melemah selama sekitar satu minggu di rumah singgah.

Berita Terkait :  Muncul Bayu Airlangga sebagai Kuda Hitam Pilkada Surabaya

Di sana, ia mendapatkan perawatan sementara hingga kondisinya cukup stabil untuk melanjutkan proses pemulangan.

Tiba di Dinsos Jatim pada Kamis (5/9/2024) lalu, VG menjalani serangkaian asesmen dan pemeriksaan biometrik oleh pekerja sosial. Asesmen merupakan salah satu proses penanganan pelayanan ‘Sistem Informasi dan Manajemen Pemulangan Orang Telantar yang Terintegrasi dan Teredukasi’ (SIMLONTAR REK) Dinsos Jatim untuk OT yang baru datang.

“Selama proses asesmen, VG tidak sepenuhnya jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh trauma atau rasa takut akan diskriminasi yang sering kali dialami oleh komunitas transgender.” jelas Pekerja Sosial (Peksos) Madya Dinsos Jatim Suwartini.

Kemudian, VG ditempatkan ke Ruang Shelter Dinsos Jatim untuk tinggal sementara. Sebab ia pulang menggunakan transportasi kapal milik PELNI, yang rencana pada hari Minggu (8/9/2024) ia berlayar menuju kampung halamannya.

Namun, sayangnya dalam satu malam VG tinggal di Shelter Dinsos Jatim, Ia mulai mengalami halusinasi, menunjukkan adanya masalah kesehatan mental yang serius.

“Demi Tuhan, saya semalam di ruang shelter didatangi dua orang laki dengan membawa senjata tajam seperti mau ngapa-ngapain saya,” kata VG sambil tubuhnya gemetar.

Kondisinya ini membuat Petugas SIMLONTAR REK Dinsos Jatim membawanya ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, Jumat (6/9/2024). Di RSJ, dokter mengonfirmasi bahwa VG menderita skizofrenia. Tidak hanya itu, ia juga reaktif penyakit HIV/AIDS.

Berita Terkait :  Cegah Peredaran Narkoba, Pemkot Gandeng BNN dan Polisi Sasar ASN hingga Pelajar

Saat ini, VG masih dalam perawatan intensif di RSJ, di mana ia menjalani pengobatan dan dukungan medis untuk memulihkan kesehatannya.

VG pun tertahan di Kota Surabaya. Kemungkinan dalam satu hingga dua minggu ia harus tinggal di RSJ Menur. Ia harus benar-benar pulih jika ingin pulang ke kampung halamannya. Tidak apa jika tiket yang sudah dipesan oleh Petugas SIMLONTAR REK Dinsos Jatim harus hangus, yang terpenting OT ini sehat kembali. [gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img