Petugas Puskesmas Kauman saat melakukan vaksinasi HPV pada siswi kelas 5 dan 6 SD bersamaan dengan kegiatan UKS putaran kedua pada bulan Agustus ini.
Tulungagung, Bhirawa.
Puskesmas Kauman menggencarkan pelayanan tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) secara gratis. Layanan ini untuk mencegah meningkatnya kasus kanker serviks.
“Tes IVA sangat penting untuk deteksi dini kanker serviks atau kanker mulut rahim,” ujar Kepala Puskesmas Kauman, dr Nanik Azizah, Jumat (30/8).
Menurut dia, layanan pemeriksaan skrining kanker leher rahim melalui tes IVA di Puskesmas Kauman dilaksanakan rutin setiap hari Rabu.
“Tes IVA tidak berbiaya atau gratis,” sambungnya.
Selain itu, dr Nanik Azizah menyebut untuk mencegah meningkatnya kasus kanker serviks, Puskesmas Kauman juga menggencarkan pemberian vaksinasi HPV (Human Papilloma Virus) pada anak usia 11 tahun dan 12 tahun. Pemberian vaksinasi HPV pada murid SD Kelas 5 dan 6 tersebut dilakukan bersamaan dengan kegiatan UKS putaran kedua pada bulan Agustus 2024 ini.
“Jadi kami terus berusaha mencegah sedini mungkin agar kasus kanker mulut rahim tidak meningkat. Tidak hanya dengan membuka layanan tes IVA, tetapi juga dengan pemberian vaksinasi HPV pada siswi di sekolah-sekolah,” paparnya.
Selanjutnya perempuan berjilbab ini membeberkan jika Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendukung akselerasi eliminasi kanker leher rahim atau lebih dikenal dengan nama kanker serviks melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) yang diluncurkan tahun lalu. RAN eliminasi kanker leher rahim berisi empat pilar, di antaranya pilar layanan yang meliputi skrining, imunisasi vaksin HPV dan tata laksana bagi pasien pra-kanker.
“Kanker serviks merupakan kondisi ketika pertumbuhan sel-sel ganas pada leher rahim/serviks yang tidak terkendali. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi persisten HPV onkogenik. Dan kanker merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskuler,” paparnya.
Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks, antara lain aktivitas seksual pada usia muda, keinginan seksual dengan multipartner, merokok, mempunyai anak banyak, sosial ekonomi rendah, memakai pil KB (dengan HPV negatif/ positif) dan pasien dengan gangguan imunitas.
“Karena itu, menghindari faktor risiko menjadi langkah penting untuk mencegah penyakit ini. Seperti setia terhadap pasangan, memenuhi kebutuhan nutrisi dan menerapkan gaya hidup sehat,” pungkas dr Nanik Azizah. (wed.hel)