27.3 C
Sidoarjo
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Jelang PON, Atlet Puslatda Jatim Adaptasi Venue di Aceh-Medan


Surabaya, Bhirawa
Menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh, Sumatera Utara, beberapa atlet Puslatda Jatim sudah mulai adaptasi dengan mencoba venue. Upaya ini dilakukan agar mereka bisa bertanding secara maksimal pada multieven paling bergengsi nasional itu.

Beberapa Cabor yang sudah berada di Aceh dan medan seperti triathlon, paralayang, selam laut, aeromodeling, arung jeram, dayung, paramotor, terbang layang, gantole, renang laut, selancar angin, layar, dan bermotor.

Ketua KONI Jatim, Muhammad Nabil mengatakan, tahap adaptasi ini sangat penting utamanya bagi cabor-cabor yang terkait langsung dengan kondisi alam. Karena penyesuaian kondisi ini sangat dibutuhkan oleh oleh atlet agar bisa berlaga dengan baik seperti saat di tempat latihan di Jawa Timur, maupun nantis saat bertanding di Aceh maupu Medan.

“Ini menjadi salah satu persiapan bagi atlet untuk beradaptasi dengan kondisi cuaca dan alam di sana termasuk mengenal kondisi lapangan pertandingan,” kata Nabil, Selasa (20/8).

Mengingat waktu yang sudah sangat mepet, Nabil mengingatkan kepada masing-masing pelatih dan atlet untuk bisa menjaga kondisi fisik agar peak performance-nya pas. Namun, secara keseluruhan ia menilai persiapan para atlet sudah cukup maksimal dengan skema training camp baik dalam maupun luar negeri, ditambah program try out mengikuti event – event bergengsi.

“Apa yang diperoleh saat TC atau try out bisa memberi warna tersendiri dan kesiapan lebih maksimal. Peluang mudah-mudahan yang terbaik. Kita secara hitungan leading tapi leadingnya itu akan dihadapkan situasi lapangan dan psikologi anak-anak,” tandasnya.

Berita Terkait :  Pimpin PRUI, Felix segera Kembangkan Olahraga Rugby di Jatim

Sementara itu, Anastasia Kirana selaku Ketua Federasi Triathlon Indonesia (FTI) Jatim, mengatakan dirinya sengaja berangkat mendahului sebelum jadwal lomba atau satu minggu sebelum pertandingan dimulai sejak 31 Agustus 2024.

“Kami mengejar adaptasi karena anak-anak camp di Situbondo dengan cuaca yang panas, tapi nanti kita kebagian di Aceh Tengah yang lumayan (dingin), suhu air dicek 15-19 derajat, dan sudah diyakinkan ada gelombang flu. Jadi kami adaptasi cuaca,” kata Kirana. [wwn.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img