36 C
Sidoarjo
Sunday, October 13, 2024
spot_img

BPBD Jatim Antisipasi Potensi Megathrust di Pesisir Selatan Jawa Timur


BPBD Jatim, Bhirawa
BPBD Jatim menyikapi potensi gempa megathrust di Indonesia. Di Jawa Timur, BPBD Jatim bersama instansi terkait telah menyiapkan langkah-langkah potensi megathrust di wilayah pesisir Selatan Jawa Timur.

Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, potensi ancaman gempa megathrust ini sebetulnya sudah diinformasikan sejak tahun 2020. Sehingga potensi tersebut perlu diantisipasi, karena kemungkinan dampak dari bencana tersebut bisa menimbulkan gelombang ataupun tsunami setinggi kurang lebih 20 meter.

“Dari potensi tersebut, kami bersama teman-teman dari BMKG, BPBD Kabupaten/Kota,l dan instansi terkait sudah melakukan beberapa langkah-langkah. Khususnya wilayah Jatim yang punya potensi besar adalah wilayah pesisir Selatan,” kata Kalaksa BPBD Jatim, Gator Soebroto, Senin (19/8).

Wilayah pesisir Selatan ini, dijelaskannya, mulai dari Banyuwangi hingga Pacitan. Menurutnya, wilayah tersebut terdapat sesar aktif, karena ada lempeng indo Australia dan Eurasia. Dan juga dibeberapa wilayah Jatim ada lempeng aktif.

Dicontohkannya, seperti beberapa waktu lalu terjadi gempa di Bawean. Dimana lempeng yang sebelumnya tidak pernah aktif, kemudian aktif kembali. Sehingga terjadi bencana dan bergerak dan menimbulkan kerusakan.

“Langkah-langkah dari kami, salah satunya membuat Destana (Desa Tangguh Bencana) di beberapa wilayah yang punya potensi kerawanan. Di Jatim ada 2.742 Desa/Kelurahan yang punya potensi ancaman tinggi kebencanaan,” jelasnya.

Di wilayah Selatan, sambubg Gatot, beberapa tahun lalu BNPB bersama BMKG dan BPBD sudah melalukan beberapa kegiatan. Di antaranya ekspedisi Destana, simulasi penanganan apabila terjadi gempa besar yang mengakibatkan tsunami. Hal itu dilakukan di Pacitan maupun di Trenggalek.

Berita Terkait :  Miliki 299 Desa Mandiri, Perlu Dukungan SDM Berkualitas untuk Tumbuh Kembang

Selanjutnya, yakni pemasangan Early Warning System (EWS). Kemudian pemasangan sirine yang ditempatkan di pesisir pantai. Karena di pantai pastinya akan dikunjungi oleh berbagai macam orang, baik lokal dan luar wilayah.

“Pemasangan sirine, EWS dan rambu-rambu evakuasi sangat penting. Apabila terjadi bencana, maka orang lokal dan orang luar daerah tersebut bisa menyelamatkan diri sesuai petunjuk yang ada di rambu-rambu tersebut,” pungkasnya. [bed.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img