Sampang, Bhirawa
Memasuki musim kemarau 2024, wilayah Kabupaten Sampang mengalami peningkatan wilayah kekeringan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Candra Romadhani Amin, melaporkan adanya peningkatan jumlah desa yang mengalami kekeringan kritis, langka, dan langka terbatas.
Candra menyampaikan, setelah pihaknya mengirim surat kepada seluruh kecamatan untuk melaporkan kondisi wilayah, diketahui bahwa terdapat 102 desa yang masuk kategori kekeringan. Untuk rincian di tahun 2023 lalu yaitu sebanyak sebanyak 62 desa kering kritis, 15 desa kering langka, dan 15 desa kering langka terbatas. Sedangkan di tahun 2024, desa yang mengalami kekeringan kritis sebanyak 81 desa, 6 desa kekeringan langka, dan 15 desa kekeringan langka terbatas.
“Sebelumnya, pada 2023, tercatat ada 92 desa yang mengalami kekeringan kritis, langka, dan langka terbatas. Dari jumlah tersebut, 62 desa masuk dalam kategori kekeringan kritis. Namun kini, jumlah desa terdampak meningkat menjadi 102 desa untuk semua kategori,” ujar Candra, Senin (12/8).
Candra menambahkan bahwa data dari kecamatan menunjukkan adanya perubahan status kekeringan di sejumlah desa. Beberapa desa mengalami peningkatan, sementara yang lain berkurang.
“Ada wilayah kecamatan yang desanya berkurang dan ada pula yang bertambah untuk status kekeringannya. Namun secara keseluruhan, semua kecamatan mengalami kekeringan. Desa dengan kekeringan kritis paling menonjol terjadi di bagian tengah Kabupaten Sampang, seperti Kecamatan Kedundung, Robatal, dan Karang Penang,” jelasnya. [lis.iib]