Kota Malang, Bhirawa.
Kinerja perekonomian domestik yang cukup positif dan cenderung stabil akibat terjaganya tingkat inflasi dan berlanjutnya surplus neraca perdagangan. Kantor Otoritas Jasa Keuangan (KOJK) Malang menilai kondisi industri jasa keuangan di Malang sampai posisi Juni 2024 tetap stabil dengan kinerja intermediasi yang bertumbuh.
Kepala Kantor OJK Malang – Biger A. Maghribi, saat menyampaikan siaran Pers OJK Malang, Periode Juli 2024 di Bali Rabu 7/8 kemarin.
Menurut Biger, sampai dengan 31 Juli 2024, terdapat 51 BPR dan 6 BPRS di bawah pengawasan langsung OJK Malang. Konsentrasi penyebaran aset BPR dan BPRS sendiri masih terpusat Kabupaten Malang yaitu masing-masing sebesar 39,17 persen dan 54,30 persen.
“Kinerja fungsi intermediasi BPR dan BPRS di wilayah kerja OJK Malang terus menunjukkan tren peningkatan,”tukasnya.
Pada Juni 2024, secara mtm kredit mengalami peningkatan sebesar Rp3,03 miliar, atau tumbuh sebesar 0,16 persen mtm.
“Secara tahunan, pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 7,73 persen yoy menjadi Rp1,95 triliun,”sambungnya. Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 62,02 persen yoy. Sementara itu, secara nominal yang terbesar adalah Kredit Modal Kerja sehingga menjadi sebesar Rp1,37 triliun (Juni 2024) dari sebelumnya sebesar Rp1,30 triliun (Juni 2023).
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan positif yakni sebesar 7,54 persen yoy atau mencapai Rp2,01 triliun per 30 Juni 2024 meski menurun tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp2,02 triliun (-0,53 persen yoy).
Disampaikan dia, penyaluran kredit BPR dan BPRS utamanya disalurkan kepada UMKM yaitu sebesar Rp1,49 triliun per akhir Semester I/2024 (porsi: 76,05 persen). Sektor utama yang dituju adalah Perdagangan Besar dan Eceran (porsi: 22,75 persen), Bukan Lapangan Usaha Lainnya (porsi: 15,83 persen), dan Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (porsi: 13,53 persen). Disamping itu kata dia, sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan nominal penyaluran kredit/pembiayaan tertinggi adalah Perdagangan Besar dan Eceran (Rp50,82 miliar/12,90 persen yoy); Konstruksi (Rp26,38 miliar/19,44 persen yoy); serta Real Estate, “Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan (Rp22,72 miliar/12,19 persen yoy).
Disamping itu, menurutnya tingkat inklusi pasar modal di wilayah kerja KOJK Malang terus menunjukkan pertumbuhan positif yang tercermin dari pertumbuhan Single Investor Identification (SID) yang mencapai 15,88 persen yoy sampai dengan akhir Semester-I 2024. Peningkatan tertinggi masih ditunjukkan oleh SID C-BEST yang mencapai 122.361 SID per 30 Juni 2024 atau tumbuh 20,64 persen yoy.
Jumlah nasabah reksa dana juga menunjukkan peningkatan signifikan yakni tumbuh 62,57 persen yoy menjadi 18.647 nasabah sampai dengan akhir Mei 2024.
“Dominasi nasabah perorangan masih terjaga tinggi yaitu mencapai 99,48 persen dari total jumlah nasabah. Adapun Daerah Tingkat II di wilayah kerja KOJK Malang yang mencatatkan nilai penjualan reksa dana tertinggi adalah Kota Malang dengan total transaksi sebesar Rp192,89 miliar,”tambahnya.
Rata-rata nilai transaksi, saham di Malang Raya, Kota dan Kabupaten Pasuruan, serta Kota dan Kabupaten Probolinggo menurut Biger, secara total meningkat 20,95 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu meskipun masih terdapat penurunan rata-rata frekuensi transaksi saham yang cukup signifikan (-50,89 persen yoy).
Hal ini mencerminkan keyakinan investasi di pasar modal Indonesia masih cukup terjaga meski dihadapkan kepada situasi ekonomi global dan domestik yang dipenuhi dengan ketidakpastian.
Pertumbuhan aset dan investasi industri asuransi sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan premi dan kontribusi. Sampai dengan Triwulan I 2024, premi asuransi jiwa mengalami penurunan secara yoy sebesar 42,58 persen dari Rp1.475 miliar (Maret 2023) menjadi Rp847 miliar (Maret 2024). Dalam periode yang sama, premi asuransi umum mengalami penurunan sebesar 56,37 persen dari Rp363 miliar (Maret 2023) menjadi Rp158 miliar (Maret 2024).[mut.ca]