Situbondo, Bhirawa
Masjid Agung Al Abror Situbondo mengikuti seleksi penilaian masjid award tahun 2024 yang diselenggarakan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jatim. Sebagai bukti keseriusan tersebut, Ketua DMI Provinsi Jatim Bidang Dakwah ustadz Kholik Idris bersama tim mendatangi kompleks masjid agung Al Abror Situbondo, Sabtu siang (27/7). Tim penilai di sambut Ketua takmir masjid agung Al Abror Situbondo Habib Muhammad Al Muhdar bersama pengurus lain serta jajaran pengurus DMI Kabupaten Situbondo.
Menurut ustadz Kholik Idris, pihaknya setiap tahun rutin mengadakan kegiatan masjid award, untuk katagori masjid agung, masjid besar, masjid perkantoran, masjid rest area serta masjid di pasar. Sodik Idris mengaku, beberapa jenis masjid tersebut diberikan penilaian dibidang prestasi pengelolaan manajemennya akan diberikan reward atau penghargaan di ajang masjid award. “Adapun tujuan kegiatan ini, ujar Sodik Idris, untuk meningkatkan kualitas pengelolaan masjid, baik dari segi manajemen atau kemakmurannya. Sebaliknya jika tidak ada penilaian semacam ini maka masjid akan biasa biasa saja,” tutur pria yang juga tercatat sebagai pengurus masjid agung Surabaya itu.
Masih kata Kholik Idris, dengan adanya masjid award diharapkan tiap masjid akan bersaing dan berlomba untuk meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen dan kemakmuran masjid tersebut. Program atau event ini juga rutin di acara kan oleh DMI Provinsi Jatim dengan menghadirkan ketua DMI pusat, HM Yusuf Kalla. Ketika ditanya hasil penilaian masjid agung Al Abror, Kholik Idris mengaku hal itu masih rahasia. “Tetapi tadi, hasil assessment nilainya masih ada yang belum sempurna. Contohnya, fasilitas masjid ramah anak, tanggap bencana dan ambulance belum ada. Ini karena Situbondo daerah rawan banjir fasilitas tanggap bencana harus punya itu,” bebernya.
Kholik Idris juga meminta masjid agung Al Abror harus memiliki sarana media dakwah. Pasalnya, sebut dia, saat ini harus punya jaringan media dakwah lewat streaming medsos. Sebab, saat ini memiliki ilmu hanya disebarkan di dalam masjid kurang tepat karena harus disebarkan secara lebih luas melalui YouTube; Instagram dan media radio. “Disini seharusnya juga ada fasilitas silabus dan tema untuk Khotib. Karena kalau dibiarkan temanya bisa bertubrukan. Jika punya itu maka Khotib itu akan terus belajar, Misalnya juga menggarap jamaah entrepreneur sehingga bisa berjualan melalui on. Itu harus terus digencarkan,” harap Kholik Idris.
Selanjutnya, Kholik Idris menyinggung masjid agung Al Abror harus juga memberdayakan tema kesadaran lingkungan dan membreakdown ukhuwah. Sehingga bisa dibahas tentang seorang Kholifah bahwa bumi harus dikelola dengan baik sehingga diketahui oleh para anak cucu kita. “Inilah pentingnya Khotib memberikan tema tema dan kajian seperti itu. Disini juga dana infaknya kecil karena tidak sampai Rp 5 juta. Kalau masjid agung minimal paling kecil itu Rp 6 juta, setiap jumatan. Di masjid kampung Surabaya itu minimal segitu,” pungkas Kholik Idris.
Sementara itu Ketua takmir masjid agung Al Abror Situbondo Habib Muhammad Al Muhdar siap melaksanakan kekurangan yang dimiliki Situbondo, seperti disampaikan tim penilai saat melakukan berkunjung kemarin. Pasalnya, kata Habib Muhammad Al Muhdar, kegiatan masjid award ini baru pertama kali diikuti masjid agung Al Abror Situbondo. “Ya kami bersama jajaran pengurus takmir masjid agung Al Abror Situbondo dan pengurus DMI Situbondo siap untuk merealisasikan sisi kekurangan yang direkomendasikan oleh tim penilai dari masjid award DMI Provinsi Jatim,” urai Habib Muhammad Al Muhdar.[awi.ca]