32 C
Sidoarjo
Friday, September 20, 2024
spot_img

Memasifkan Gerakan Sedekah Oksigen untuk Pemulihan Ekosistem


Pemprov, Bhirawa
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono, mengajak masyarakat untuk memasifkan sedekah oksigen dengan menanam pohon khususnya tanaman mangrove.

Gerakan tanam mangrove ini sebenarnya menjadi bagian Gerakan Sedekah Oksigen yang telah banyak dikerjakan di sejumlah pesisir Jatim sejak pemerintahan Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Adhy saat acara Pemulihan Ekosistem oleh Masyarakat Kehutanan Jatim,yang digelar Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat (26/7), mengatakan, dipilihnya ekosistem ini karena mangrove mampu menyerap karbon lima kali lebih besar dibandingkan ekosistem hutan yang di daratan.

Selain itu, potensi mangrove di Jatim menjadi salah satu yang terbesar di Pulau Jawa. Hingga dengan digelarnya cara ini bisa sebagai sebagai salah satu jawaban dalam penanganan lahan kritis dan ekosistem mangrove.

Sebagai catatan berdasar Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan, Kementerian LHK Nomor SK.49/PDASRH/PPPDAS/DAS.0/12/2022, di Provinsi Jawa Timur terdapat lahan kritis seluas 390.017 hektar, di luar dan dalam kawasan hutan.

“Melalui forum ini saya mengajak seluruh masyarakat agar aktivitas menanam pohon dan merawatnya bisa menjadi kebiasaan yang pada akhirnya berkembang menjadi budaya,” katanya pada acara yang juga dihadiri Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa.

Kebiasaan menanam pohon ini, kata Adhy, telah dimulai sejak era Gubernur Jatim periode 2019 – 2024, Khofifah Indar Parawansa, melalui gerakan yang disebut dengan sedekah oksigen.

Merujuk data Dishut Provinsi Jatim, sejak 2020 hingga Desember 2023, telah dilaksanakan penanaman mangrove di pesisir Jatim melalui dana APBD, APBN, dan dukungan para pihak lainnya seluas 2.015,08 hektare, atau sejumlah 7.108.447 batang bibit mangrove.

Berita Terkait :  BNNP Jatim Musnahkan 1,8 Kg Ganja Modus Paket Pakaian Bekas

“Sedekah oksigen ini sudah kita lakukan keliling Jawa Timur. Harapannya, masyarakat menjadi familiar dengan kebiasaan menanam pohon dan pelaksanaannya bisa dilakukan kapanpun,” kata Adhy.

Lebih lanjut, Adhy menyampaikan, dari segi kebijakan, komitmen melestarikan lingkungan sejalan dengan visi RPJPD Jatim 2025-2045 yaitu berakhlak, maju berdaya saing global, berkelanjutan dan sejahtera.

“Jatim telah memulai itu semua. Kita terus berupaya agar emisi gas buang dan emisi gas rumah kaca dikurangi menuju net zero emission,” katanya.

Guna mewujudkan visi net zero emission, Pj. Gubernur Adhy mengajak seluruh elemen masyarakat mulai dari aktivis, organisasi lingkungan hingga LSM untuk bersama-sama melestarikan alam.

“Untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut maka kita perlu berkolaborasi dan bersinergi agar pemulihan ekosistem di Jawa Timur lebih mudah dan cepat dilakukan,” katanya.

Sedekah Oksigen
Sementara Ketua Umum PP Muslimat NU sekaligus Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa yang turut hadir diacara tersebut mengajak merawat alam dan menyejahterakan masyarakat lewat sedekah oksigen. Gerakan sedekah oksigen ini salah satunya bisa dilakukan dengan menanam mangrove sebanyak mungkin.

Khofifah mengatakan, sedekah oksigen penting karena tidak hanya mampu mencegah dampak perubahan iklim, tapi juga mampu menyejahterakan masyarakat lewat berbagai produk hilirisasi yang dikembangkan dari tanaman tersebut.

“Sedekah oksigen ini bisa dibilang bahasa yang sangat Khofifah. Kenapa disebut sedekah, karena bila kita menanam tanaman, maka selama tanaman itu terus memproduksi oksigen dan menyerap karbondioksida, itu akan menjadi amal jariyah kita,” katanya.

Berita Terkait :  Pemkot Batu Sediakan Fasilitas Veteran Dengan Keterbatasan

“Sedekah oksigen ini juga lidaf’il bala. Terutama menolak bala dari perubahan iklim dunia dannpemanasan global. Apalagi perubahan iklim dunia ini menjadikan sangat banyak area di belahan bumi manapun itu memang mengalami perubahan yang sangat luar biasa. Pemanasan global sudah menjadi pe er kemanusiaan di berbagai negara,” imbuhnya.

Menurutnya, sedekah oksigen melalui gerakan menanam mangrove sudah ia lakukan sejak lama hampir di seluruh pesisir di Jatim. Selama lima tahun menjabat sebagai Gubernur Jatim periode 2019-2024, dia terus menggalakkan gerakan tanam mangrove di berbagai pesisir di Jatim bersama berbagai elemen.

Tidak hanya tanam mangrove, tetapi juga memeliharanya, pelepasliaran burung dan tebar benih ikan.

“Pelepasliaran burung ini tentunya sesuai dengan aturan BKSDA terkait jenis burung apa yang sesuai dengan hutan tertentu. Sesungguhnya ketika kita menanam mangrove, tidak hanya sekedar menanam, tapi juga ada pelepasliaran burung sampai dengan tebar benih ikan,” katanya.

“Tanggal 26 Juli adalah hari mangrove dunia. Ini menjadi penting karena mangrove bisa menyerap karbon dioksida sampai lima kali lebih besar. Artinya mangrove juga bisa membantu bagaimana produksi oksigen lima kali lebih banyak,” imbuhnya.

Lebih lanjut Khofifah mengatakan, selain kegiatan penanaman mangrove, ia juga menginisiasi kegiatan Festival Mangrove. Dimana, kegiatannya tidak hanya penanaman mangrove tapi berbagai aktivitas menyeluruh dari hulu ke hilir.

“Bagaimana upaya menyejahterakan masyarakat lewat hilirisasi berbagai produk mangrove. Ada batik, tepung, sirup, dan berbagai produk makanan dan minuman lainnya. Bahkan beberapa waktu lalu saat pertemuan KTT G20 di Bali, salah satu souvenirnya adalah batik dari pewarna mangrove,” katanya.

Berita Terkait :  Kasus Pernikahan Anak di Kota Madiun Terendah di Jawa Timur dalam Empat Tahun Terakhir

Ia berharap, hilirisasi produk mangrove ini bisa lebih disebarluaskan lagi. Sehingga masyarakat mengetahui bila mangrove dibudidayakan secara lebih masif, maka nilai tambahnya akan lebih tinggi lagi.

“Kita bersyukur masyarakat Jawa Timur memiliki tingkat partisipasi yang luar biasa untuk melakukan gerakan sedekah oksigen ini. Oleh karena itu, apa yang menjadi kekuatan untuk bisa bersama-sama menanam dan memelihara hutan mangrove termasuk habitat di dalamnya, adalah upaya kita untuk menjaga ekosistem mangrove,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dishut Jatim Jumadi menambahkan, gelaran kali ini merupakan aksi mitigasi perubahan iklim untuk mendukung pencapaian target Indonesia’s Folu Net Sink 2030 serta upaya membangun sinergi dan kolaborasi multipihak masyarakat kehutanan Jawa Timur.

“Peserta dalam kegiatan ini sebanyak 1.500 orang diantaranya merupakan pelaku usaha bidang kehutanan maupun non kehutanan, akademisi, LSM/NGO, serta kelompok masyarakat yang peduli terhadap pemulihan ekosistem di Jatim,” katanya.

“Secara keseluruhan pada tahun 2024 bantuan bibit pohon kepada masyarakat kelompok tani hutan, yang sedang proses dan akan dilaksanakan penanaman baik darat maupun kawasan mangrove sejumlah 3.325.898 batang,” ungkapnya.

Sebagai informasi, dalam kesempatan ini juga dilakukan penandatangan Kesepakatan Bersama (MoU) antara Pemprov Jatim dengan Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam (Arupa) serta Perjanjian Kerjasama Dinas Kehutanan Jatim dengan MUI Jawa Timur.

Selain itu Pj Gubernur Adhy juga menyerahkan penghargaan kepada lima kepala daerah atas dukungan mereka dalam sinergi dan kolaborasi di bidang kehutanan. Yakni Kabupaten Sumenep, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Nganjuk. [iib.gat*]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img