Sekda Kabupaten Situbondo Wawan Setiawan didampingi Plt Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Situbondo Imam Suhaidi dan Kabid Perpustakaan Imas Susilo Wicaksono saat acara sosialisasi literasi inklusi sosial, Kamis (25/7). Foto: sawawi/bhirawa
Situbondo, Bhirawa
Jajaran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kabupaten Situbondo menggelar sosialisasi transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, Kamis (25/7). Acara tersebut berlangsung di aula lantai II Pemkab Situbondo.
Menurut Sekda Kabupaten Situbondo, Wawan Setiawan, peserta dari kegiatan sosialisasi transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah para pustakawan dari puluhan desa yang ada di Kota Santri Pancasila Situbondo.
“Kami berharap mereka nanti menjadi ujung tombak transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Akan tetapi tetap dalam kerangka pembinaan pemerintah daerah. Sehingga hubungan ini akan berlangsung dan juga akan ada pemantauan, supervisi serta pembinaan lanjutan,” terang mantan Kepala BKAD Kabupaten Situbondo itu.
Wawan melanjutkan, budaya literasi di Kabupaten Situbondo harus terus menerus dikampanyekan secara masif. Sebab, indeks literasi menjadi salah satu indikator kemajuan daerah.
“Sebagai gambaran Kabupaten Situbondo indeks literasinya masih di berada posisi 68,2 persen,. Untuk Jawa Timur itu pada posisi 76,3 persen. Paling tinggi itu Provinsi Sulawesi Selatan itu 83 persen. Oleh karena itu, karena pembangunan literasi ini menjadi tanggung jawa kita semua,” tegas Sekda Wawan Setiawan.
Sementara itu, Plt Kepala Disperpusip Kabupaten Situbondo, Imam Suhaidi menimpali, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.
“Tujuan khusus sosialisasi ini untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, meningkatkan penggunaan layanan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan membangun komitmen stakeholder untuk transformasi perpustakaan yang berkelanjutan,” beber pria yang juga menjabat Kabag Perekonomian Pembangunan dan SDA Setdakab Situbondo itu.
Dengan adanya transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial ini, kata Imam, menjadikan perpustakaan lebih terbuka, ramah dan berguna bagi semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang ada hambatan dalam akses sumber daya pendidikan dan informasi.
“Ada beberapa aspek yang biasanya tercakup dalam transformasi ini. Yakni aspek fisik, koleksi yang beragam, program dan layanan yang inklusif, kemitraan dan keterlibatan komunitas, pelatihan dan pendidikan, teknologi dan akses digital, serta advokasi dan pemajuan,” pungkas Imam yang diamini Kabid Perpustakaan Imas Susilo Wicaksono. [awi.iib]