Surabaya, Bhirawa
Syeikh Prof Dr Mohammad Fadhil Al Jailani hadir khusus membedah Tafsir Al Jailani karya Syeikh Abdul Qadir Al Jailani di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jumat (19/7/2024).
Dihadiri ribuan warga masyarakat usai salat Jumat, forum kajian tersebut Syeikh Fadhil membedah bagaimana karya tafsir Al Jailani berhasil ditemukan setelah 800 tahun hilang. Dan uniknya lagi, tafsir tersebut justru ditemukan di perpustakaan di Vatikannutuh 30 juz.
“Saya tumbuh besar di bawah pendidikan kakek saya Sayyid Syarif al-Alim al-Muqtada bih wa al-Quthb al-Kamil asy-Syaikh Muhammad Shiddiq Jalilaniy al-Hasaniy. Ayah saya bernama Sayyid Syarif al-Alim al-Allamah wa al-Bahr al-Fahhamah Syaikh Muhammad Faiq Jailaniy al-Hasaniy,” ucapnya.
Setelah ia mendatangi Madinah Munawwarah dan tinggal di kota itu, ia pun mulai mencari kitab-kitab Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy Radhiyallahu ‘Anhu pada tahun 1977 M di Madinah al-Munawwarah dan kota-kota lainnya sampai tahun 2002 M.
Setelah tahun itu, ia juga menghabiskan seluruh waktunga untuk mencari kitab-kitab sang Syaikh Radhiyallahu ‘Anhu, dan sampai hari ini ia masih terus melanjutkan pencarian itu.
“Saya telah mendatangi sekitar lima puluh perpustakaan negara dan puluhan perpustakaan swasta yang terdapat di lebih dari 20 negara. Bahkan ada beberapa negara yang saya datangi sampai lebih dari dua puluh kali,” ujarnya.
Dari proses panjang itu ia berhasil mengumpulkan tujuh belas kitab dan enam risalah yang salah satunya adalah kitab tafsir ini yang menurutnya, tidak ada bandingannya di seluruh dunia.
“Dari perjalanan saya mendatangi beberapa pusat-pusat ilmu pengetahuan, saya pun mengetahui bahwa ada empat belas kitab karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy yang dianggap punah. Oleh sebab itu, saya terus melakukan pencarian kitab-kitab tersebut di pelbagai perpustakaan internasional setelah kitab tafsir ini selesai dicetak dan diterbitkan, insyaallah,” ujarnya.
“Sungguh saya sangat bergembira dan bersyukur kepada Allah SWT ketika saya mengetahui bahwa jumlah lembaran tulisan karya kakek saya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy radhiyallâhu ‘anhu yang berhasil saya kumpulkan mencapai 9.752 lembar. Jumlah itu tidak termasuk tulisan-tulisan yang akan kami terbitkan saat ini dan beberapa judul yang hilang,” imbuh Syeikh Fadhil.
Ia pun kemudian membagikan pengalaman menakjubkan yang ia alami ketika ia mendatangi negeri Vatikan untuk mencari karya-karya sang Syaikh di perpustakaan Vatikan yang termasyhur. Ketika ia memasuki negara Vatikan, petugas imigrasi bertanya kepadanya tentang alasan ia mengunjungi Perpustakaan Vatikan.
Pertanyaan itu dijawab oleh seorang kawan asal Italia yang mendampinginga dengan mengatakan bahwa ia sedang mencari buku-buku karya kakeknya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy.
“Setelah saya memasuki Perpustakaan Vatikan, saya menemukan pada katalog perpustakaan dan beberapa buku yang ada di situ sebuah tulisan dalam Bahasa Italia yang berbunyi: “Filsuf Islam”, dan dalam Bahasa Arab: “Syaikh al-Islâm wa al-MuslimĂ®n”. Dua gelar ini tidak pernah saya temukan di semua perpustakaan yang ada di tiga benua kecuali hanya di sini. Di Perpustakaan Vatikan saya juga menemukan sebuah tulisan tentang Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy yang berbunyi: “Sang Syaikh Radhiyallahu ‘Anhu membahas tiga belas macam ilmu,” paparnya.
Kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi semua. Bagaimana mungkin, karya-karya monumental Syekh Abdul Qadir Al-Jailani justru tersimpan rapi di perpustakaan di Vatikan.
“Alhamdulillah Naskah ini selama 800 tahun menghilang dan akhirnya ditemukan secara utuh di Vatikan. Manuskrip yang berisi 30 Juz penuh ini tersimpan secara baik di perpustaan,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa kitab tafsir Syeikh Abdul Qadir Jailani banyak digunakan di pesantren-pesantren Indonesia untuk memahami makna Alquran.
Untuk itu ia juga menyampaikan terima kasih dan apresiaisnya pada Syeikh Fadhil yang berhasil menyelamatkan manuskrip tafsir Alquran karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Tafsir sebanyak 30 juz yang mengulas ayat-ayat Al-Quran ini sangat bermanfaat bagi santri-santri dalam belajar agama, hukum fiqih, dan Islam secara utuh.
“Dalam tafsir ini Kita seolah-olah mempelajari samudra tasawuf dari ayat ke ayat. Dan, alhamdulillah, Tafsir Al-Jailani, yang dalam bahasa Arab telah diterbitkan oleh Markaz Al-Jailani Turki sebanyak 6 jilid, kini telah berhasil diterjemahkan dalam bahasa Indonesia juga 6 Jilid,” kata Khofifah.
“Kami sangat berterima kasih dengan perjuangan penelitian yang dilakukan oleh Syekh Dr Muhammad Fadhil dalam menyelamatkan manuskrip-manuskrip langka ini. Terutama yang berkaitan dengan Tafsir Al-Jailani. Kami terharu ketika mendengarkan langsung kisah pengkajian dan penelitiannya selama puluhan tahun,” pungkasnya. [iib]