24 C
Sidoarjo
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Menilik Peternakan Ayam Jago Karah Farm Surabaya


Kandang Ayam Minim Bau, Pakan Gunakan Campuran Eceng Gondok

Oleh:
Rachmad Caesar BW, Surabaya

Ingin beternak ayam dengan kandang yang minim dengan bau?. Jawabannya ada adalah bisa. Kandang dengan bau yang minim bisa dilihat langsung di Peternakan Ayam yang berlokasi di Jalan Karah, tepatnya di bawah jembatan jalan tol, yaitu Jago Karah Farm (JKF).

Dalam peternakan ayam tersebut, terdiri dari beberapa kandang milik perseorangan yang tergabung dalam JKF. Ketika memasuki kandang ayam, ternyata minim sekali bau yang menyengat.

Saat ditemui, Sekretaris JKF, Daluri mengaku, kalau dirinya jarang sekali membersihkan kandang ayam miliknya. “Paling tidak setahun sekali membersihkan kandangnya, ” ujarnya.

Dibalik itu, ada cara tersendiri untuk membuat kandang ayam yang minim bau. Diantaranya mencampurkan antara sekam, pasir, dan arang sekam.

“Jadi untuk kondisi kandang juga harus dalam keadaan kering, sehingga tak menghasilkan bau yang menyengat,” kata Daluri.

Selain itu, pakan ayam juga mempengaruhi bau tidaknya kotoran ayam. Untuk itu, pakan juga dilakukan campuran dan fermentasi.

“Saya juga membuat terobosan pakan menggunakan campuran eceng gondok. Ternyata ayam suka sekali dengan pakan tersebut, ” ungkapnya.

Tidak lupa, lanjut Daluri, minuman ayam juga diberikan fermentasi. “Jika diberikan tiga kali sehari maka ayam semakin tumbuh besar dan bisa dijual, ” katanya.

Ia juga membuka kesempatan pada warga miskin dan warga khusus wilayah Karah di Kota Surabaya untuk bisa mengembangkan peternakan ayam. “Sebenarnya potensi ternak ayam ini tinggi, ” tandasnya.

Berita Terkait :  Khofifah-Emil Dapat Suntikan di Pilgub Jatim, SDA Gaungkan Program 2B

Selanjutnya Daluri juga menceritakan awal berdirinya Jago Karah Farm, dimana Lurah setempat bernama Ali Pranoto pada waktu itu menginisasi peternakan ayam. Saat itu, ia bersama empat warganya kemudian merintis peternakan ayam.

Tujuannya yakni memberdayakan dan meningkatkan ekonomi warga setempat.

Jago Karah Farm sendiri didirikannya tahun 2022. Pada awal merintis, para peternak hanya berjumlah sekitar 10 orang. Sedangkan ayam diternak merupakan bantuan dari karang taruna setempat berupa DOC atau anak ayam yang berusia sehari.

Anak ayam ini diberikan gratis kepada setiap warga yang bersedia jadi anggota JKF. Jika sudah besar dan bertelur, anggota wajib mengembalikan kepada pengelola JKF untuk pengembangan selanjutnya.

Kebanyakan ayam yang diternak merupakan jenis Kampung Unggul Balingbatan (KUB).

“Ya karena keunggulannya seperti cepat besar dan jumlah telurnya yang bisa mencapai lebih banyak daripada ayam lainnya, ” ungkapnya.

Namun, ada juga sejumlah peternak yang merawat ayam hias. Antara lain jenis brahma, serama dan sensi yang harganya bisa mencapai jutaan.

Di sisi lain, para peternak ayam ini juga memiliki kendala yaitu perlunya satu unit mesin pembuat pakan pelet, mesin pemotong, pencacah rumput dan empat unit mesin inkubator telur. Dan akhirnya bantuan itu tiba dengan program CSR BRI.

Menurut Daluri, bantuan prasarana tersebut membuat para peternak bisa bernapas lega. Sebab, selain bisa membuat pakan sendiri, para peternak juga bisa mengajukan pinjaman modal, terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Berita Terkait :  Bawaslu Jatim Hadirkan Rumah Data untuk Transparansi dan Keamanan Data Pemilu

Namun, kini Daluri juga berharap adanya mesin pencacah yang kekuatannya lebih besar agar bisa mempercepat pembuatan pakan ternak.

“Karena alat sebelumnya tidak mampu mencacah eceng gondok, ” katanya.

Daluri memiliki harapan, ilmu yang selama ini didapatkannya bisa diserap warga miskin maupun warga Karah.

“Jadi memberdayakan warga agar bisa memiliki usaha peternakan karena usaha ini sangat memiliki potensi, ” tutupnya. [gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img