Kota Madiun, Bhirawa
Beragam keseruan dalam Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Komisariat Wilayah (Komwil) IV di Kota Blitar terus berlanjut. Salah satunya, Soekarno Coffe Fest (SCF) 2024 yang berlangsung di halaman Pemkot Blitar, Jumat (12/7) malam.
Grand opening SCF dihadiri kepala daerah anggota Komvil IV Apeksi. Tak terkecuali Pj Wali Kota Madiun, Eddy Supriyanto yang mengenalkan nasi pecel makanan khas Kota Madiun kepada wisata manca negara (wisman) bule Kanada yang juga menghadiri diacara terurai diatas.
Dalam gelaran tersebut masing-masing daerah diberikan tempat untuk menampilkan sajian kopi khas masing-masing. Begitu juga Pemkot Madiun. Dengan judul Padepokan Kopi Kota Madiun, stan Kota Madiun tersebut cukup menarik pengunjung yang hadir.
Apalagi, stan tidak hanya menyuguhkan kopi. Namun, juga membawa pecel dan bluder. Nasi pecel khas Kota Madiun pun ludes diserbu pengunjung. Termasuk pada kepala daerah dari anggota Komwil IV Apeksi.
”Pecel tentu saja akan terus kita bawa untuk kita promosikan. Seperti malam ini, biarpun event-nya kopi, pecel juga kita bawa. Kopinya juga, pecelnya juga,” kata Pj. Wali Kota Madiun, Eddy Supriyanto, Rabu (17/7).
Menurut Pj. Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto yang juga asli orang Madiun itu, nasi pecel memang sudah cukup dikenal. Pun, banyak yang suka. Tak ayal, stan Padepokan Kopi Kota Madiun langsung diserbu pengunjung. Sebab, banyak yang kangen dengan nasi pecel khas Kota Madiun. Beberapa di antaranya ada yang penasaran karena baru pertama kali mencoba. Nasi pecel dari Madiun memang berbeda dengan nasi pecel daerah lain. Nasi pecel dari daerah lain sudah banyak ditambahkan bumbu-bumbu menyesuaikan lidah masyarakat setempat.
”Biarpun di Blitar ada nasi pecel, di daerah lainnya juga, tetapi nasi pecel Madiun itu beda. Orang yang sudah pernah makan nasi pecel Madiun pasti bisa membedakannya,”ungkapnya.
Kegiatan SCF sendiri merupakan gelaran kali ketiga. Kegiatan tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada bapak Proklamator yang memang pecinta kopi. Bahkan, menurut kesaksian sang ajudan, Presiden Soekarno memiliki takaran tersendiri untuk kopi yang dikonsumsinya. Selain itu, kegiatan juga untuk melestarikan budaya ngopi sekaligus menggeliatkan perekonomian melalui usaha perkopian.[dar.wwn]