Oleh:
Samsul Arifin, Kabupaten Sumenep
Bicara tentang keris, semua akan mengaku senjata tradisional ini adalah milik bangsawan Jawa. Tapi tidak banyak yang tahu bahwa pembuat keris terakhir justru ada di Pulau Madura, tepatnya di wilayah Kabupaten Sumenep.
Salah satu pusat para empu pembuat keris di Sumenep adalah Desa Aeng Tong tong Kecamatan Suronngi. Di desa ini tercatat ada 446 empu pengrajin keris, yang konon mempunyai nasab keris dari zaman kerjaan Singhasari dan Majapahit.
Karena itulah pula , Pemerintah Kabupaten Sumenep menyerahkan proses pejamasan dan pembuatan keris kepada para empu dari desa ini.
Salah satunya saat gelar kirab penyerahan keris pusaka keraton kepada Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo. Penyerahan ini dilakukan setelah dijamas atau dibersihkan dengan menggunakan air tujuh sumber.
Penjamasan atau pembersihan pusaka Keraton Sumenep dilakukan para empu di Asta Buluk Agung Desa Aeng Tong-tong.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo menyampaikan, kirab Pusaka Keraton itu tidak hanya mengembalikan pusaka semata, juga dengan berpakaian khas keraton, masyarakat membawa hasil panen desa setempat, seperti terong, tomat, kelapa dan kacang panjang sebagai tanda syukur pada pemimpin Kabupaten Sumenep.
“Pemerintah daerah bersama masyarakat mengadakan kegiatan ini untuk melestarikan budaya dan tradisi agung yang dimiliki Kabupaten Sumenep,” kata Bupati Sumenep, Selasa (16/07).
Ia berharap, seluruh masyarakat memiliki tanggung jawab untuk melestarikan kekayaan budaya dan tradisi di tengah gempuran modernisasi, salah satunya keris sebagai warisan budaya tak benda yang sangat berharga bagi Kabupaten Sumenep.
“Harapan kami, semua elemen masyarakat termasuk generasi muda, agar menjaga dan merawat warisan tradisi leluhur seperti pusaka keris ini,” paparnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, prosesi penyerahan pusaka dilakukan oleh salah seorang empu kepada Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo, yang diakhiri dengan melakukan Tarik Topak Barlobaran, sebagai tanda selesainya penjamasan dan penyerahan pusaka Keraton Sumenep.
Dalam prosesi penyerahan pusaka tersebut, pemerintah daerah menghadirkan puluhan pelajar, sebagai media edukasi kepada generasi muda supaya mengetahui kekayaan budaya dan tradisi.
“Kami sengaja melibatkan pelajar pada kegiatan ini, untuk membangun kesadaran generasi muda untuk mencintai budaya dan tradisi leluhur,” pungkasnya. [gat]