Keramaian di Kota Madiun beberapa waktu terakhir tampaknya sejalan dengan volume sampah yang dihasilkan. Produksi sampah di Kota Madiun setidaknya mencapai 120 ton lebih perharinya dan menggunung di tempat pembuangan akhir sampah di TPA Winongao seperti foto diatas. foto : sudarno/bhirawa
Kota Madiun, Bhirawa
Geliat perekonomian suatu daerah bisa dilihat dari beragam indikator. Salah satu indikator mudahnya yakni produksi sampah yang dihasilkan.
Keramaian di Kota Madiun beberapa waktu terakhir tampaknya sejalan dengan volume sampah yang dihasilkan. Produksi sampah di Kota Pendekar setidaknya mencapai 120 ton lebih perharinya.
”Kalau dirata-rata ya 120an ton perhari. Kalau weekend bisa lebih,” Kabid Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Madiun Afandi, Rabu (3/7/2024).
Pencatatan hasil timbangan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo, rata-rata di angka 110 ton. Namun, itu hanya dari pukul 07.00 hingga 13.30.
Sampah yang masuk di luar durasi waktu tersebut seringkali tak tercatat. Dia tunjuk bukti gelaran festival kuliner di Pahlawan Bisnis Center (PBC) yang setiap paginya menghasilkan satu pikap sampah. Petugas sudah membuangnya setiap pukul 05.00.
”Selain dari hasil timbang, informasi dari teman-teman di lapangan memang ada peningkatan. Seperti di festival kuliner PBC yang sudah empat hari ini, tiap paginya sekitar satu pikap sampah,” jelasnya.
Banyaknya event di Kota Madiun beberapa waktu terakhir memang berpengaruh dalam urusan produksi sampah. Belum lagi masa libur sekolah.
Volume sampah di ruang terbuka hijau juga mengalami peningkatan. Salah satunya di Jalan Kapten Saputro atau kawasan Lapangan Olahraga Gulun yang bertambah satu kontainer sampah beberapa hari terakhir.
”Untuk jumlah total berat sampah DLH dan umum pada Juni lalu mencapai 3.320 ton lebih,” ungkapnya.
Kota Madiun memang cukup banyak kegiatan sebulan terakhir. Khususnya, rangkaian peringatan Hari Jadi ke-106 tahun. Kegiatan-kegiatan tersebut banyak berlangsung di Pahlawan Street Center (PSC), Alun-alun Kota Madiun juga kawasan Gor Wilis. Keberadaan event-event tersebut juga mendongkrak keramaian di berbagai lokasi lain di Kota Pendekar.
Kegiatan yang menghadirkan massa dalam jumlah besar tersebut sedikit banyak pasti meninggalkan sampah di lokasi kegiatan. Tak heran, terjadi peningkatan sampah di Kota Madiun dalam sebulan ini.
”Sewaktu libur lebaran kemarin juga mengalami peningkatan sampah yang signifikan. Rata-rata penambahan hingga empat ton sehari,” ungkapnya.
Affandi berharap masyarakat juga turut berperan dalam urusan sampah tersebut. Selain disiplin membuang sampah pada tempatnya, masyarakat diimbau untuk dapat menekan produksi sampah. Misalnya dengan memanfaatkan ulang sampah menjadi barang bermanfaat lainnya. [dar.dre]