Petugas Pantarlih saat dilantik di Sekretariat PPS di semua desa dan kelurahan se-Kabupaten Tulungagung, Senin (24/6) lalu. foto: wiwieko dh/bhirawa
Tulungagung, Bhirawa
Di hari pertama petugas pemutakhiran data pemilih (PPDB) yang biasa disebut Pantarlih berhasil melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) sejumlah 36 ribu data pemilihan Pilkada Tulungagung tahun 2024. 36 ribu data tersebut mencakup seluruh Kabupaten Tulungagung.
Koordinator Divisi Perencanaan, Data dan Informasi KPU Tulungagung, Dewa Aditya, Selasa (25/6) siang, mengungkapkan sampai Senin (24/6) malam
Sebanyak 36 ribu data potensial pemilih yang sudah dicocokkan dan dan diteliti oleh Pantarlih se-kabupaten Tulungagung.
“”Data di kami ada 36 ribu data potensial pemilih yang sudah dicoklit oleh Pantarlih. Ini melebihi target awal kami karena di awal itu kami menargetkan satu Pantarlih bisa mencoklit 10 data potensial pemilih di hari pertama kerja,” ujarnya.
Ia menyebut jumlah Pantarlih se-Tulungagung sebanyak 3.195 orang. “Bahkan data yang tercoklit se-Jawa Timur memecahkan rekor 1 juta data di hari pertama,” sambungnya.
Dewa selanjutnya berharap pada hari kedua semakin banyak data yang sudah dicocokkan dan diteliti oleh Pantarlih. Mereka diharapkan pula dapat menuntaskan tugasnya selama satu bulan.
“Pantarlih ini usai dilantik akan bekerja selama satu bulan dengan mendatangi langsung data potensial pemilih dan mencoklitnya. Semoga target kerja selama satu bulan yang diemban oleh Pantarlih bisa dirampungkan,” paparnya.
Mantan anwascam ini kemudian membeberkan ada beberapa hambatan yang bisa saja ditemui Pantarlih di lapangan. Meski dipastikan hambatan tersebut bukan hambatan signifikan yang bisa menggagalkan kerja Pantarlih.
“Semisal kendala saat upload data dalam aplikasi. Karena aplikasi digunakan secara bersamaan secara nasional diyakini berpotensi terjadinya upload data bisa terhambat. Tetapi kami sudah berpesan pada Pantarlih agar memilih waktu yang tepat saat upload data,” paparnya lagi.
Lebih lanjut, tandas dia, Pantarlih harus lebih teliti dan mewaspadai potensi masuknya warga negara asing (WNA) dalam data potensial pemilih. Masalahnya, dalam pemilihan legislatif lalu sempat terjadi WNA masuk data potensial pemilih.
“Dalam waktu dekat kami bakal berkoordinasi dengan Dispendukcapil, Imigrasi, Bawaslu dan instansi lainnya guna mengeliminasi dan mendeteksi kejadian serupa. Jangan sampai terjadi WNA sampai masuk dalam daftar pemilih,” tuturnya. (wed.hel)