Dindik Jatim, Bhirawa
Kebutuhan akan kepala sekolah (Kepsek) di jenjang SMA, SMK dan SLB di Jawa Timur cukup banyak. Tahun ini, dari jumlah 483 SMA, 38 sekolah diantaranya tidak memiliki kepala sekolah. Selanjutnya di jenjang SMK terdapat 296 lembaga, sementara yang tidak memiliki kepala sekolah ada 35 satuan pendidikan. Terakhir dari 66 jenjanh SLB, ada 7 lembaga tak memiliki kepala sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai menyebut, saat ini beberapa satuan pendidikan mengalami kekosongan jabatan kepala sekolah. Setidaknya ada 80 satuan pendidikan di seluruh jenjang tidak memiliki kepala sekolah dan masih dijabat pelaksana tugas.
Kadindik juga menyebut meski jumlah kekosongan ini dibawa 50 persen, namun jika mengingat peran kepala sekolah yang cukup vital dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan, tentu ini menjadi perhatian besar bagi pihaknya untuk menyiapkan calon kepala sekolah yang inovatif dan berkualitas.
Karenanya, dalam menyiapkan jabatan ini Dindik Jatim mmemberika pembekalan sekaligus motivasi dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Jawa Timur.
Kegiatan ini diikuti 116 guru dan tenaga kependidikan (GTK), dengan rincian 25 GTK SMA, SMK,SLB, 91 GTK SMP yang dipersiapkan sebagai bakal calon kepala sekolah (bacakep) tingkat SMA dan SMP di Jawa Timur.
“Pelatihan ini dirancang untuk mencetak pemimpin pendidikan yang siap mewujudkan sekolah unggul, berdaya saing, serta berkarakter. Kehadiran para guru dan tenaga kependidikan dari berbagai daerah di Jawa Timur menjadi bukti nyata bahwa kami berkomitmen menyiapkan generasi pemimpin sekolah yang berkualitas dan berintegritas,” ujar Aries, Minggu (21/9).
Pelatihan yang digelar ini, lanjut Aries juga dirancang sebagai wadah penguatan kapasitas guru dan tenaga kependidikan agar siap menjalankan peran strategis sebagai kepala sekolah.
Diharapkan, para calon kepala sekolah mampu menjadi agen transformasi dalam mewujudkan sekolah unggul di Jawa Timur. “Tidak hanya unggul dalam pencapaian akademik, tetapi juga dalam pembangunan karakter, penguatan budaya literasi, serta penciptaan lingkungan belajar yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Itu harapan kami,” tambah Aries.
Kadindik kelahiran Makassar ini juga menjelaskan pelatihan bacakep memiliki misi strategis, yaitu menyiapkan kepala sekolah yang bukan hanya memahami tugas administratif, tetapi juga memiliki visi besar sebagai penggerak perubahan di sekolah masing-masing. Kepala sekolah diharapkan menjadi figur yang mampu membangun budaya belajar positif, memberdayakan guru, serta menginspirasi peserta didik untuk meraih prestasi.
“Menjadi kepala sekolah bukan sekadar jabatan, melainkan amanah untuk memimpin perubahan. Kepala sekolah itu ibarat dirigen orkestra pendidikan kalau salah kibas, musiknya bisa sumbang. Karena itu, kita perlu belajar bagaimana memimpin dengan tepat nada.” tegas Aries.
Analogi tersebut menggambarkan betapa pentingnya peran seorang kepala sekolah memegang peran sentral dalam mengatur irama dan arah perjalanan sekolah. Kepemimpinan yang salah arah bisa berdampak pada seluruh ekosistem pendidikan di sekolah. Karena itu, para calon kepala sekolah dituntut memiliki sensitivitas, kecermatan, dan kemampuan komunikasi yang baik agar mampu mengorkestrasi guru, siswa, dan tenaga kependidikan menuju tujuan bersama.
Lebih jauh, Aries menekankan bahwa kepala sekolah masa kini harus memiliki karakter kepemimpinan yang adaptif terhadap perubahan, kreatif dalam mencari solusi, kolaboratif dalam bekerja sama dengan semua pihak, serta akuntabel dalam menjalankan tanggung jawab.
Menurutnya, tantangan pendidikan semakin kompleks di era digital dan globalisasi. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mampu menjadi problem solver, pemimpin yang tidak hanya menunggu instruksi, tetapi mampu menciptakan terobosan inovatif untuk meningkatkan mutu sekolah.
Menutup sambutannya, Aries memberikan motivasi mendalam kepada seluruh peserta yang hadir. Ia mengingatkan bahwa kepala sekolah harus mampu memberikan makna dalam setiap langkah kepemimpinan.
“Menjadi calon kepala sekolah harus berkompeten, berintegritas, dan bermakna. Jangan hanya sibuk tanda tangan, tapi sibuklah menyalakan semangat. Karena kepala sekolah adalah motor penggerak utama kualitas pendidikan.” ujar Aries.
Pesan ini disambut antusias oleh para peserta pelatihan yang merasa termotivasi untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam proses menuju kepemimpinan di sekolah masing-masing.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur berkomitmen terus mendampingi, memfasilitasi, dan memberikan ruang bagi para calon kepala sekolah untuk berkembang menjadi pemimpin pendidikan yang berkualitas. Sinergi dengan BBGTK menjadi langkah strategis dalam membangun sistem pendidikan Jawa Timur yang berorientasi pada mutu, daya saing global, dan pembangunan karakter bangsa.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan akan lahir kepala sekolah yang mampu menuntun sekolah-sekolah di Jawa Timur menjadi lembaga pendidikan yang unggul dalam prestasi, berdaya saing global, dan berkarakter kuat. Kepala sekolah bukan hanya pemimpin di tingkat institusi, tetapi juga motor penggerak yang menentukan arah masa depan pendidikan di daerah. [ina.wwn]


