Surabaya, Bhirawa
Tahun ini, Presiden Prabowo Subianto akan distribusikan 288 ribu unit televisi pintar ke sekolah-sekolah yang berasa di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Program ini dimaksudkan Praboro untuk memperluas akses pendidikan dengan mendukung pembelajaran digital, yang memungkinkan siswa di daerah pelosok untuk mengikuti pelajaran dari guru-guru terbaik secara virtual, dan membantu mengurangi kesenjangan pendidikan antara daerah.
Terkait ini, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Timur, Dr. H. Djoko Adi Walujo, ST.MM.DBA., menilai program digitalisasi pembelajaran yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto tidak cukup hanya dengan distribusi perangkat pintar saja. Melainkan harus diiringi penguatan kapasitas guru agar relevan dengan kebutuhan di sekolah, khususnya wilayah 3T.
“Digitalisasi pendidikan itu bukan sekadar soal perangkat. Kita bicara tentang capacity building. Guru harus diberi penguatan supaya mampu mengelola dan memanfaatkan teknologi secara optimal. Jadi tidak hanya sekadar menonton, tetapi ada pengayaan, ada share of value dan share of technology,” kata Djoko, Rabu (3/9).
Lebih lanjut, keberadaan Interactive Flat Panel (IFP), maupun televisi pintar bisa menjadi media pengayaan pengetahuan bagi siswa. Akan tetapi, jika tanpa penguatan kompetensi guru, perangkat itu berpotensi tidak relevan untuk semua konteks pembelajaran.
“Untuk tutor, misalnya, belum tentu relevan karena teknologi belum sepenuhnya menyentuh daerah 3T. Pemerintah perlu menyiapkan model blended learning. Kapan menggunakan smart TV, kapan menggunakan metode lain. Jadi fleksibel sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Djoko juga mengingatkan agar generasi muda guru menjadi motor penggerak penguasaan teknologi, sementara guru senior tetap dilibatkan dalam kolaborasi. “Jangan sampai yang senior hanya jadi penonton teknologi. Yang muda harus share of technology, sedangkan yang lebih tua menjaga kebersamaan. Dengan begitu, digitalisasi jadi gerakan bersama, bukan sekadar distribusi alat,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dasmen), Gogot Suharwoto, memastikan program digitalisasi yang berangkat dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang Revitalisasi Satuan Pendidikan berjalan sesuai target.
Tahun ini, 288.865 sekolah sasaran akan menerima perangkat media pembelajaran digital, mulai dari IFP, laptop, hingga penyimpanan konten pembelajaran. “Sekolah-sekolah yang menerima IFP juga kita latih melalui bimbingan teknis agar optimal dalam penggunaan fitur-fitur yang ada. Selain pengiriman tahap pertama yang sedang berlangsung, kami juga terus melakukan konfirmasi ke sekolah penerima terkait kesiapan mereka sebelum perangkat dikirim,” kata Gogot dalam siaran pers.
Ia menegaskan, Kemendikdasmen berkomitmen menyalurkan perangkat ke seluruh sekolah negeri maupun swasta, dengan harapan mampu membangun ekosistem kelas digital yang menyeluruh.
“Kami ingin program ini benar-benar tepat sasaran dan digunakan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pendidikan,” pungkasnya. [ina.wwn]


