Mahasiswa Komunikasi Untag Surabaya Elvira Chomdiyah, Muhammad Umar Al Faruq dan Febriana Santikasari berkempatan menjadi kakak pendamping perkemahan siswa SLB Bina Mandiri.
Lebih Dari Sekedar Kemah: Komunikasi Menjadi Kunci Pengembangan Perkemahan Bagi Siswa – Siswi Berkebutuhan Khusus sekaligus Tantangan Bagi Pendamping
Surabaya, Bhirawa
SLB Bina Mandiri telah melakukan kegiatan Perkemahan Satu Hari (Persari) sebagai bentuk kreativitas peserta didik. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa magang sebagai kakak pendamping setiap regu.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Elvira Chomdiyah yang sedang mengikuti magang MBKM mengaku peran sebagai kakak pendamping yang menjadi tantangan tersendiri.
“Dalam membangun Komunikasi dan mengembangkan bakat serta kreativitas siswa SLB kami mempraktikkan bagaimana menjalankan Komunikasi Interpersonal sebagaimana diajarkan di bangku kuliah,” ujar Elvira mengisahkan pengalamannya.
Selama sehari penuh, Elvira bersama teman magangnya Muhammad Umar Al Faruq dan Febriana Santikasari mendampingi siswa – siswi mengikuti rangkaian kegiatan Persari. Selama magang, ketiga mahasiswa ini dibawah bimbingan dosen pendamping magang Fransisca Benedicta Avira Citra Paramita, S.I.Kom., M.Med.Kom
Menurut Elvira, komunikasi antara Kakak Pendamping dengan siswa – siswi SLB terjadi tepat sebelum penampilan setiap regu dimulai.
“Setiap regu diberikan waktu untuk mendiskusikan mengenai yel – yel dan jargon yang akan ditampilkan, tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri karena terdapat hambatan komunikasi,” jelas Elvira.
Di situasi seperti ini, lanjut Elvira dapat menggunakan strategi komunikasi yang efektif dan tepat. Misalnya, ketika menyampaikan pesan kita perlu untuk menggunakan bahasa tubuh untuk membantu pesan kita tersampaikan dengan baik.
Selain itu perlu juga untuk kita menggunakan intonasi yang tegas, perlu di ingat kita tidak perlu memakai intonasi tinggi namun cukup tegas saja agar mereka dapat paham apa yang kita ucapkan.
Menyampaikan pesan kepada siswa – siswi pada SLB memerlukan usaha yang cukup besar agar mereka dapat memahami pesan yang kita sampaikan, oleh karena itu penting juga untuk menjaga fokus mereka dan mengulangi beberapa kali pesan yang kita sampaikan agar dapat tersampaikan dengan maksimal. Namun meskipun memiliki hambatan pada komunikasi, mereka dapat menampilkan dengan baik dan maksimal karena pada umumnya Anak Berkebutuhan Khusus memiliki kepercayaan diri yang sangat baik.
Tantangan selanjutnya ada pada agenda memperebutkan poin setiap regu yang didampingi oleh Kakak Pendamping dalam mencocokan nomor Dasa Dharma Pramuka. Kakak Pendamping harus bisa mengarahkan anggota regu untuk dapat menjawab dengan baik dan cepat, yaitu dengan cara menggunakan gaya berbicara yang jelas, tidak menggunakan kalimat yang membingungkan dan menggunakan intonasi yang tegas. Setelah dirasa mereka menangkap informasi yang disampaikan perlu untuk kita memperagakan arahan yang diberikan.
Seringkali masyarakat umum beranggapan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus atau siswa – siswi SLB tidak memiliki bakat dan memiliki keterbatasan pada daya ingat. Padahal setiap manusia memiliki keunikan dan kelebihan masing – masing, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus. Hal tersebut dapat terjadi karena perhatian lebih terfokus pada tantangan yang dihadapi AKB, sehingga kelebihan dan bakat mereka terabaikan. (why.hel)