28 C
Sidoarjo
Wednesday, October 23, 2024
spot_img

Kopi Kayumas Jadi Kopi Organik, Melegenda Hingga Pasar Dunia


Situbondo, Bhirawa.
Bupati Karna Suswandi melalui Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Kadispertangan) Kabupaten Situbondo, Dadang Aries Bintoro mengaku kopi Kayumas, Kecamatan Arjasa sudah menjadi kopi organik. Tentu hal itu menjadi salah satu kelebihan kopi tersebut.

Hal itu dikatakan oleh Dadang saat menyampaikan sambutan dalam acara Molong Kopi Sareng Bupati di lahan kopi arabika di Dusun/Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa, Kamis (20/6).

“Kopi Kayumas ini sudah menjadi kopi organik. Sehingga petani di sini sudah tidak menggunakan pupuk kimia sama sekali. Sehingga produk kopi Kayumas kita ini banyak dicari pasar nasional maupun global,” ujar mantan Camat Sumbermalang itu.

Dadang melanjutkan, para petani kopi Kayumas juga sudah mampu mengolah kopi hasil panen menjadi kopi siap saji dengan kemasan yang menarik. Sehingga bisa meningkatkan pendapatan para petani kopi Situbondo.

“Saat ini petani kopi Kayumas tidak hanya memproduksi kopi gelondongan tetapi juga memproduksi kopi siap saji. Dan ini dijual ke berbagai daerah di Indonesia,” beber mantan Sekcam Panarukan itu.

Dadang menjelaskan, ada beberapa wilayah yang menjadi sentra kopi di Kabupaten Situbondo. Di antaranya di Desa Kayumas dan Dusun Taman Dadar, Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa, Kecamatan Sumbermalang, Kecamatan Jatibanteng, dan Kecamatan Mlandingan.

“Perlu saya sampaikan, di Situbondo ada tujuh juta lebih pohon kopi baik itu jenis arabika maupun robusta. Jutaan pohon kopi ini tumbuh subur di lahan seluas 34.492 hektare dan total produksi 8.218 ton,” papar mantan Kadis Kominfo Kabupaten Situbondo itu.

Berita Terkait :  Hari Pelanggan Nasional, Smartfren Berikan Hadiah untuk Pelanggan Setia di Surabaya

Sementara itu, salah satu petani Kopi Kayumas, Dedi menjelaskan, harga kopi Arabika basah Kayumas mengalami kenaikan. Dari yang awalnya Rp 14 ribu per-kilogram menjadi Rp 16 ribu per-kilogram.

“Untuk satu hektare lahan pertanian kopi di sini mampu menghasilkan tiga sampai empat ton kopi basah atau istilahnya itu gelondongan. Musim panen sendiri, mulai bulan ini sampai empat bulan ke depan,” pungkas Dedi, disela sela ikut panen kopi bersama orang nomor satu di lingkungan Pemkab Situbondo. (awi.ca)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img