32 C
Sidoarjo
Monday, December 8, 2025
spot_img

Wujudkan Ketahanan Lingkungan Melalui Inovasi Pengolahan Sampah Organik


Inovasi Mahasiswa KKN Nonreguler Untag di Kelurahan Balongsari
Surabaya, Bhirawa
Program Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan di Kelurahan Balongsari, Kecamatan Tandes, Surabaya, menghadirkan gagasan segar tentang bagaimana masyarakat dapat mengelola sampah organik secara mandiri dan berkelanjutan. Bekerja sama dengan mitra lokal, Bu Sinta, para mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya berupaya mengenalkan tiga inovasi utama: Eco Enzyme, Pupuk Organik Cair (POC), dan budidaya maggot. Ketiganya dirancang bukan sekadar sebagai kegiatan KKN, tetapi sebagai model pemberdayaan lingkungan yang dapat diterapkan jangka panjang oleh warga.

Di tengah meningkatnya volume sampah rumah tangga, terutama sisa makanan dan sayuran, program ini menawarkan solusi konkret yang mudah diterapkan tanpa investasi besar. Melalui pendampingan bersama Bu Sinta-yang selama ini aktif dalam kegiatan pengelolaan lingkungan di tingkat RT/RW-mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan warga bersama-sama menghasilkan produk ramah lingkungan yang bernilai ekonomis.

Pertama, Eco Enzyme menjadi inovasi yang paling mudah diterapkan oleh ibu-ibu rumah tangga. Berbahan dasar limbah dapur seperti kulit buah dan sisa sayur, cairan ini dapat dimanfaatkan sebagai pembersih alami, pengusir hama tanaman, bahkan penetral bau di saluran rumah. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga mengajari masyarakat untuk memanfaatkan kembali sisa dapur secara kreatif.

Kedua, Pupuk Organik Cair (POC) menjadi pilihan tepat bagi warga yang memiliki tanaman pekarangan. Proses fermentasi sederhana memungkinkan masyarakat memproduksi pupuk yang aman, murah, dan efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah. Di wilayah padat penduduk seperti Balongsari, POC membantu warga mengembangkan urban farming kecil-kecilan tanpa bergantung pada pupuk kimia.

Berita Terkait :  Kabag SDM Polres Gresik Raih Gelar Magister di Wisuda Kedua UIBU Malang

Ketiga, budidaya maggot memberi nilai tambah bagi jenis sampah organik yang sulit diolah. Maggot atau larva lalat BSF mampu mengurai sampah organik jauh lebih cepat dibandingkan metode biasa. Hasil akhirnya bukan hanya berupa kompos berkualitas tinggi, tetapi juga maggot itu sendiri yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan atau unggas, membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Balongsari.

Melalui pendekatan edukatif, demonstrasi langsung, dan pendampingan rutin, program KKN ini berhasil membuka wawasan warga Balongsari bahwa sampah organik bukan beban, melainkan potensi. Jika diterapkan secara berkelanjutan, inovasi Eco Enzyme, POC, dan maggot dapat menjadi fondasi ketahanan lingkungan jangka panjang, sekaligus menginspirasi kelurahan lain di Surabaya untuk bergerak menuju pengelolaan sampah yang lebih mandiri. Pada akhirnya, program ini menunjukkan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil-dari dapur rumah sendiri-dan ketika masyarakat bersatu, inovasi lingkungan dapat menjadi budaya, bukan sekadar proyek sementara. [why]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru