Kab Malang, Bhirawa
Bau tak sedap dari olahan kelapa dan suara mesin pengolah PT Wisma Nusantara Indonesia (WNI), di Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang telah mengganggu masyarakat sekitar pabrik. Sedangkan bau itu bersumber dari sebagian kelapa yang sudah membusuk dan kelapa yang berada di pabrik itu jumlahnya ribuan.
Salah satu warga Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Suyudi, Selasa (28/10), kepada wartawan membenarkan, jika pabrik olahan kelapa yang dikelola PT WNI telah mengganggu ketenangan warga sekitar pabrik. Karena sebagian kepala itu busuk yang mengakibatkan bau tak sedap, selain itu mesin pengolah kelapa suara mesinnya juga mengganggu warga karena sangat bising.
”Awal pengoperasian pabrik ini sudah mengumpulkan tokoh masyarakat Desa Tumpang, seperti Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW) dan Perangkat Desa, saat itu pihak pemilik pabrik memastikan kepada warga, kalau tidak akan mengganggu kenyamanan warga di sekitar pabrik,” ungkap Suyudi.
Suyudi menjelaskan, pada pertemuan antara pemilik pabrik dan warga, pabrik kelapa itu telah memberikan kompensasi kepada masyarakat. Namun, setelah tiga bulan produksi muncul bau yang sangat menyengat. Apalagi, kalau anginnya ke timur, baunya itu ke hingga kampung saya. Sementara, bau yang tidak sedap itu, berasal dari sisa-sisa pengolahan.
Selain itu, pabrik juga menggunakan air dalam pengolahan, sehingga air sisa pengolahan menggenang dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Dan air itu menggenang dari sisa pengolahan kepala dan akhirnya timbul bau yang tidak sedap dari sisa-sisa pengolahan.
”Selain bau yang tidak sedap, pabrik tersebut juga mengganggu terkait suara mesin. Bahkan, pabrik PT WNI tersebut beroperasi sampai tengah malam. Sehingga hal itu juga mengganggu masyarakat, meskipun letaknya jauh dari perkampungan,” ujar Suyudi.
Suyudi juga menyampaikan, karyawannya sering kerja lembur hingga dini hari, yakni pukul 02.00 WIB. Sehingga mesin untuk pengolahan kelapa suaranya keras, meski agak jauh dari perkampungan, dan pabrik kelapa dekat dengan Kolam Renang Tirta Panji.
”Munculnya bau tidak sedap dan suara mesin cukup kencang, maka warga setempat bersama Perangkat Desa Tumpang, Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari jajaran Koramil Tumpang pernah mendatangi pabrik tersebut, sayangnya pemilik pabrik tidak ada di lokasi. Dan saat itu hanya bisa menemui karyawannya saja dan itu tidak membuahkan hasil. Kami berharap, bisa beraudiensi agar bisa ditemukan solusi terbaik. Agar tidak membuat resah masyarakat,” tegas Suyudi.
Hal yang sama juga disampaikan, Pelatih Akuatik Kolam Renang Tirta Panji, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Bisky Morista Sayoga, bahwa pabrik pengolahan kelapa PT WNI itu telah mengganggu para pengunjung dan atlet renang ketika berlatih di kolam renang itu. Karena lokasi pabrik kelapa itu sangat berdekatan dengan kolam renang, sehingga bau yang tidak sedap itu sangat mengganggu.
”Bau tidak sedap dari pabrik pengolahan kelapa sangat mengganggu latihan atlet renang yang kami latih. Sehingga Kolam Renang Tirta Panji ini mengalami dampak yang sangat signifikan,” tegasnya.
Bisky menegaskan, jarak pabrik dengan kolam renang hanya berbatas tembok. Sehingga bau yang menyengat benar-benar mengganggu, karena di balik tembok sebelah barat kolam besar itu pabriknya. Tentunya, bau yang menyengat sangat berpengaruh pada kondisi atlet.
”Jangankan bau tidak sedap, asap rokok saja bisa mempengaruhi atlet. Maka saya berharap kepada pabrik pengolahan kelapa dapat melakukan audiensi untuk menemukan solusi terbaik terkait permasalahan ini. Kemungkinan dengan audiensi bisa ditemukan solusi agar bau menyengat itu hilang, sehingga para atlet bisa nyaman dalam berlatih renang,” tandasnya. [cyn.fen]


