Surabaya, Bhirawa.
PT Granting Jaya (GJ) melakukan sosialisasi dan konsultasi publik Amdal rencana pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Land (SWL) bersama warga masyarakat dari Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya, yang dilaksanakan di Pasar Wisata Harmoni Keputih.
Sosialisasi ini dilakukan adanya rencana pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Land (SWL) atau dikenal dengan reklamasi kenjeran.
Namun acara sosialisasi PT GJ terhadap rencana pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Land mendapat penolakan dari warga nelayan Keputih.
Menurut Ketua LPMK Keputih, Indi Nuroini mengatakan, rencana nya PT GJ akan membangun pulau reklamasi luasnya 1084 H. Dari 40 H yang akan dibangun sebagian besar masuk di wilayah Kelurahan Keputih.
“Perlu diketahui bahwa di keputih tidak banyak nelayan namun di Keputih banyak petani tambak yang masih aktif dimana luasnya ratusan Hektare. Dan nelayan menggantungkan hidupnya pada air laut,” kata Ketua LPMK ini.
Lebih jauh diterangkan, jika reklamasi ini dilakukan bagaimana nasib nelayan tambak? Jika laut ditutup dan dibangun bagaimana mata pencaharian petani tambak? Juga banyak orang orang yang kerjanya mencari kepiting maupun kerang dan tidak hanya warga sekitar namun juga dari Pasuruan, probolinggo dan daerah lain.
“Di wilayah ini menjadi wilayah mata pencaharian ratusan bahkan ribuan orang jika dibangun mereka akan tersingkir. Bahwa proyek ini tidak ada manfaatnya bagi kami,” tegas dia.
Menurutnya Pemerintah ini menjadi pelayanan masyarakat, mereka harus siap bekerja untuk masyarakat. Apalagi saat pilkada selalu di gaung gaungkan.
“Harusnya kebijakan itu dibuat untuk masyarakat, pertanyaan besarnya masyarakat yang mana? Kami ini masyarakat, harusnya kebijakan dibuat untuk masyarakat terutama masyarakat sekitar, kalau kebijakan tidak ada manfaatnya terutama masyarakat sekitar harus ditolak,” terangnya.
“Justru ini akan menyengsarakan masyarakat, ini harus dipahami. Pemerintah bekerja untuk masyarakat bukan bekerja untuk menyengsarakan masyarakat. Akan ada ratusan orang yang akan kehilangan pekerjaan,” lanjut dia.
Mereka mengatakan nanti petani nelayan yang kehilangan pekerjaan akan diganti dengan pekerjaan lain. Coba kita balik para pengusaha itu coba kita balik pekerjaannya diganti dengan nelayan bisa nggak kira-kira?
“Mereka sejak kecil sudah menjadi nelayan tambak dan mewarisi leluhurnya,” jelasnya.
Sementara Ketua Tim Amdal Iwan Setiawan, dari PT Media Cipta Buana, mengatakan, hari ini barusan kita dengar suara masyarakat Keputih. Di tim AMDAL akan dirumuskan, kami hadir disini bukan dalam rangka ingin membuat masyarakat setuju. Namun AMDAL ingin menjaring setuju tidak setuju.
Namun ini menjadi modal tim sosial akan sangat berat untuk mendalami kondisi ini.
“Hasil keluhan warga menolak reklamasi, bahwa sistem AMDAL tidak menjadi masalah jika masyarakat menyuarakan menolak ini harus di mediasikan terlebih dahulu dengan masyarakat,” ucap dia
“AMDAL tidak bisa di manipulasi dan semua sistem terbuka dan tidak mungkin dimanipulasi,” pungkasnya. [dre.hel]