Sidoarjo, Bhirawa.
Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang berada di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, meski luasnya 29 ha, tetapi lama – kelamaan akan habis dengan tumpukan sampah yang setiap hari terus dibuang kesana.
Maka harus selalu ada inovasi pengelolaan sampah di Kabupaten Sidoarjo, supaya satu-satunya TPA yang ada di Kabupaten Sidoarjo tersebut, terus bisa dipakai serta mekanisme pengelolaan sampahnya juga ramah dengan lingkungan sekitar.
“Ini penting. Masalah pengelolaan sampah juga perlu inovasi. Saya mendukung DLHK Sidoarjo agar terus melakukan inovasi. Kalau TPA ini sampai tutup, sampah di Sidoarjo akan dibuang kemana lagi,” kata Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana, yang belum lama ini, melakukan Sidak ke TPA Griyo Mulyo, Jabon, bersama Kepala DLHK Sidoarjo, Bahrul Amig.
Dirinya mendapat informasi, produksi sampah di Kabupaten Sidoarjo dalam satu hari bisa mencapai 3.000 ton. Jumlah tersebut belum ada pemilahan, antara sampah basah dan sampah kering.
Produksi sampah yang besar, tidak lepas karena jumlah penduduk di Kabupaten Sidoarjo juga besar, mencapai 2.5 juta jiwa. Namun, masyarakat juga harus terus diedukasi, supaya bisa melakukan pemilahan sampah.
Maka Pemkab Sidoarjo menurut Mimik akan menyediakan kantong plastik setiap hari, supaya masyarakat bisa memilahnya. Membuang ke sampah basah/organik dan sampah non organik/sampah kering.
“Supaya sampah yang masuk ke TPA Jabon, bisa dikurangi setiap hari,” katanya, saat berada di lokasi.
Rencana tersebut menurut Mimik sedang dalam pembahasan intensif dengan pihak DLKH Sidoarjo.
Pengelolaan sampah, menurut Bahrul Amiq, memang harus tuntas tidak tersisa. Mulai dari hulu sampai hilir. Kalau misalnya sampai tersisa, harus bisa bermanfaat untuk keperluan lain.
“Betul yang disampaikan Bu Wabup, sampah basah/organik dipilah, sampah kering/non organik juga dipilah. Ini harus menjadi budaya bagi masyarakat Sidoarjo,” komentarnya.
Selama ini yang telah dilakukan DLHK Sidoarjo, komentar Amiq, di TPA Griyo Mulyo Jabon itu, sampah basah/organik, bisa dijadikan bahan kompos dan bahan eco lindi. Sementara sampah kering/non organik, dipilah menjadi berbagai barang yang berguna.
Ada yang masih bisa dijual, juga ada sampah kering yang bisa dipakai sebagai bahan untuk campuran pembuatan batu paving dan bahan campuran dengan batu bara di tempat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). (kus.ca)