Wakil Menteri Pertanian Sudaryono buka jambore penyuluh di Wisma jenderal Ahmad Yani Gresik, kemarin.
Gresik, Bhirawa.
Jambore penyuluh dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, di Wisma jenderal Ahmad Yani Gresik.
Sebagai ajang konsolidasi dan penguatan peran penyuluh, dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Kegiatan mempertemukan para penyuluh dari berbagai wilayah di Pulau Jawa, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan berbagai kegiatan di bumi perkemahan Semen Indonesia, hasil inovasi produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing di pasar global.
Juga melepas ekspor perdana keripik sayur ke Singapura, senilai 10.800 dolar Singapura. Ekspor dinilai sebagai contoh nyata hasil inovasi produk pertanian, yang memiliki nilai tambah dan daya saing di pasar global.
“Petani milenial harus tertantang untuk mengikuti jejak mereka, dan pemerintah siap menjembatani dengan menghadirkan mentor. Serta membuka akses ke pasar ekspor, bagi para pelaku usaha pertanian,”ujar Wamentan Sudaryono.
Perlu di pahami bersama, jambore penyuluh bukan sekadar acara seremonial. Melainkan momentum penting untuk memperkuat peran strategis penyuluh, sebagai ujung tombak pembangunan pertanian. Dan ini adalah ajang silaturahmi berbagi pengalaman, serta pertukaran informasi antarpenyuluh. Juga upaya konkret, untuk membangun ketahanan pangan dari akar rumput.
“Ini contoh kisah sukses petani milenial sebagai inspirasi, di antaranya adalah pengusaha produk olahan sabut kelapa yang mampu membukukan omzet hingga Rp10 miliar per tahun. Serta pelaku usaha tanaman hias asal Batu, Jawa Timur, dengan omzet mencapai Rp500 juta per bulan dari pasar ekspor.” ungkapnya.
Ditambahkan Sudaryono, bahwa Kementerian Pertanian berkomitmen penuh untuk mendukung peran penyuluh melalui pelatihan, pendampingan. Serta kemudahan akses terhadap teknologi dan pasar, sebagai bagian dari visi besar menuju pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern. (kim.hel)


