Pemkot Surabaya memberikan penghargaan pada 425 pendonor yang telah mendonorkan darah lebih dari 50 kali di Graha Sawunggaling, Selasa (24/9).
Surabaya, Bhirawa.
Memperingati hari Palang Merah Indonesia (PMI) ke-79, 425 pendonor yang telah mendonorkan darah lebih dari 50 kali telah mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Graha Sawunggaling, Selasa (24/9).
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang secara sukarela mendonorkan darah secara rutin.
“Ratusan pendonor yang diberikan penghargaan hari ini adalah pahlawan kemanusiaan. Ini penghargaan untuk yang sudah mendonorkan darah lebih dari 50 kali. Saya memberikan rasa terima kasih kepada beliau-beliau yang ikhlas menyumbangkan darahnya,” terangnya, Selasa (24/9).
Wali Kota Eri menambahkan semangat gotong royong dan tolong menolong yang ditunjukan para pendonor, menjadi filosofinya untuk membangun Kota Surabaya.
“Apa yang ditunjukan para pendonor menjadi filosofi dan semangat saya membangun Kota Surabaya. Tanpa bertanya para pendonor dengan sukarela mendonorkan darahnya,” jelasnya.
Dan untuk menjaring lebih banyak pendonor di Kota Surabaya, Wali Kota Eri akan terus mendukung program-program sosialisasi yang dilakukan oleh PMI.
“Jadi hari ini sudah banyak sosialisasi yang dilakukan PMI ke keluarga pendonor dan ke kampus-kampus. Tujuannya untuk mengajak para pemuda mendonorkan darahnya,” ujarnya.
Wali Kota Eri berharap semakin banyak pendonor usia muda di Kota Pahlawan. Sehingga kebutuhan donor darah untuk orang yang membutuhkan akan selalu tercukupi.
“Semoga hal baik ini terus berlanjut dan semakin banyak yang mau donor darah,” katanya.
Menurut Ketua PMI Kota Surabaya, Ikhsan menuturkan para pendonor yang sudah lebih dari 50 kali tersebut, kebanyakan memulai donor darah sejak usia muda. Maka dari itu, ia berharap hal baik yang sudah berjalan bisa dicontoh oleh pemuda dan pemudi saat ini.
“Kita berharap dengan kegiatan seperti ini, nantinya bisa menularkan kepada yang lain. Karena kalau misalnya donor darah tidak dilanjutkan dengan generasi muda, khawatir ke depan akan berkurang jumlah yang mendonor di Kota Surabaya,” katanya.
Menurutnya, jumlah pendonor di Kota Surabaya ini menjadi salah satu yang tertinggi se-Indonesia.
“Ini menunjukan betapa jiwa gotong royong tertanam dalam masyarkat. Semoga hal baik donor darah ini bisa terus berlanjut dari generasi ke generasi,” pungkasnya. [riq dre.hel]