Pasuruan, Bhirawa
Kota Pasuruan memiliki potensi heritage yang luar biasa, dan kehadiran KOSTI (Pengurus Komunitas Sepeda Tua Indonesia) dapat memperkuat daya tarik kawasan. Hal itu disampaikan langsung oleh Wali Kota Pasuruan, H Adi Wibowo saat peresmian KOSTI di Kota Pasuruan.
Mas Adi sapaan akrabnya menegaskan pentingnya peran KOSTI dalam mengembangkan potensi heritage Kota Pasuruan. “Memang keberadaan KOSTI selama ini tak terlalu terlihat, tapi mereka aktif dalam berbagai kegiatan dan terlibat dalam kegiatan di Kota Pasuruan. Makanya KOSTI ini bisa memperkuat daya tarik wisatawan yang akan masuk ke Kota Pasuruan,” ujar Mas Adi di Pendopo Surga-Surgi, Kota Pasuruan, Minggu (2/3).
Menurutnya, salah satu gagasan yang disampaikan adalah penyediaan sepeda tua di Tourism Information Center (TIC) Kota Pasuruan. Tentu, nantinya bisa disewa oleh masyarakat maupun wisatawan.
“Adanya sepeda tua yang bisa disewa, masyarakat bisa lebih mudah mengenal kawasan heritage dengan berkeliling menggunakan sepeda tua. Potensi ini tidak hanya menjadi cerita sejarah, tapi juga bisa menjadi daya dukung yang maksimal bagi kawasan heritage,” imbuh Mas Adi.
Pejabat nomer satu di Kota Pasuruan ini juga menekankan pentingnya kolaborasi. Yaitu, tak hanya dengan stakeholder terkait, namun juga dengan sektor industri logam. “Bila selama ini, kita konsumtif terhadap barang pernak pernik dari berbagai daerah. Mungkin ke depan KOSTI bisa membuat pernak-pernik tersebut. Sehingga dapat membantu memutar roda perekonomian,” imbuh Mas Adi.
Sementara itu, Ketua KOSTI Kota Pasuruan yang baru dilantik, H Eddy Sudarjono mengaku rasa bangga dan terima kasih atas amanah yang diberikan. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan komunikasi dalam komunitas tersebut. Diharapkan, hal itu bisa menjadi awal yang baik bagi KOSTI Kota Pasuruan untuk terus berkontribusi dalam mengembangkan potensi heritage dan meningkatkan perekonomian melalui inovasi yang berbasis sejarah.
“Adanya saling bekerja sama dan bertukar informasi, kita bisa mencapai tujuan bersama dalam melestarikan budaya dan sejarah melalui sepeda tua,” kata Eddy Sudarjono. [hil.wwn]


