DPRD Jatim, Bhirawa
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sri Wahyuni, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap Program Bantuan Biaya Pendidikan Peserta Didik untuk Warga Kurang Mampu Tahun 2025 yang resmi diluncurkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Program yang diinisiasi Pemprov Jatim ini bertujuan mencegah anak putus sekolah sekaligus memberikan intervensi khusus bagi keluarga prasejahtera yang selama ini belum tersentuh bantuan pendidikan.
Peluncuran program dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Rabu (10/12) malam , di Gedung Dyandra Convention Center Surabaya. Khofifah menegaskan bahwa pendidikan merupakan jalan penting bagi anak-anak untuk meraih masa depan yang lebih baik.
“Jangan pernah merasa minder. Kalau berangkat sekolah dibonceng ayah memakai sepeda pun itu adalah bentuk penghormatan. Orangtua dan guru selalu mendoakan agar anak-anak sukses,” pesan Khofifah, dikutip dari situs resmi Pemprov Jawa Timur, Kamis (11/12/2025).
Wakil Ketua DPRD Jatim, Sri Wahyuni, menyebut program ini sebagai langkah strategis dan humanis yang harus didukung seluruh pihak.
“Program ini sangat penting untuk memastikan tidak ada lagi anak-anak Jawa Timur yang putus sekolah hanya karena faktor ekonomi. Bantuan ini tepat sasaran untuk keluarga prasejahtera yang belum mendapat bantuan serupa,” ujar Sri Wahyuni saat dikonfirmasi Bhirawa, Kamis (11/12).
Program Bantuan Biaya Pendidikan Tahun 2025 menyasar keluarga kategori desil 1 dan 2, atau kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan terendah.
Pemprov Jatim menyiapkan anggaran sebesar Rp 48,077 miliar untuk mendukung keberlangsungan pendidikan peserta didik dari keluarga kurang mampu.
Sri Wahyuni berharap bantuan ini dapat memperkecil kesenjangan akses pendidikan serta memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) Jawa Timur.
“Investasi terbesar kita adalah pada pendidikan. Dengan memastikan anak tetap sekolah, kita sedang menyiapkan masa depan Jatim yang lebih baik,” tegasnya.
Program ini diharapkan mampu menjadi stimulus untuk menekan angka putus sekolah dan meningkatkan kesempatan belajar bagi generasi muda di seluruh Jawa Timur. [geh.gat]


