25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Wagub: Ejavec jadi Wadah Akademisi dan Pakar untuk Kembangkan Jawa Timur


Surabaya, Bhirawa
Bersama-sama dalam membangun Jawa Timur, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw) Bank Indonesia Jawa Timur ke 12 kalinya menggelar East Java Economic (EJAVEC) 2025,di ruang Ballroom Hotel Ciputra Surabaya, Selasa (12/8).

Bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur ini mengangkat subtema “Meningkatkan Produktivitas, Inovasi, dan Kapasitas Ekonomi Jawa Timur di Tengah Tantangan Global”.

Forum ini bertujuan untuk membahas perkembangan perekonomian Jawa Timur melalui presentasi karya tulis ilmiah dan seminar.

Ejavec juga menjadi wadah bagi akademisi, peneliti, praktisi, dan masyarakat untuk memberikan masukan dan solusi kreatif terkait isu-isu strategis perekonomian Jawa Timur.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengungkapkan forum Ejavec yang sudah Ke-12 tahun diadakan ini salahsatunya memberi peluang untuk mewadahi para akademisi, peneliti, praktisi, dan masyarakat dalam mengembangkan perekonomian Jawa Timur.

“Dengan Provinsi berpenduduk 42 juta ini, Ejavec ini diharapkan bisa menyumbangkan pikirannya tentang Jawa Timur. Tapi yang tidak kalah penting supaya Paper yang terkumpul ini juga boleh mendatangkan dari luar Jawa Timur dan Jawa Timur sebagai objek penelitiannya,” terangnya dalam The-12 East Java Economic (Ejavec) 2025.

Wagub Emil menambahkan bahwa hampir seperenam perekonomian nasional ada di Jawa Timur. Dengan penduduk 42 juta jiwa, kita punya peluang besar untuk mendorong ide-ide yang relevan bagi penguatan daya saing daerah,” jelasnya.

Berita Terkait :  Ketua DPD RI Sebut Semua Wakil Rakyat Antusias Dukung Ketahanan Pangan

Salah satu rekomendasi penting yang muncul dari Ejavec 2025 adalah perlunya memperkuat konsep Gerbang Baru Nusantara. Menurut Emil, Jawa Timur harus aktif menjalin kerja sama investasi dengan provinsi lain di Indonesia, tidak sekadar menerima bahan mentah untuk diolah di dalam daerah.

“Kita perlu menjadi bagian dari rantai pasok teknologi dan industri yang berkembang di provinsi lain, sehingga pertumbuhan dapat dirasakan bersama,” ujar.

Emil mencontohkan, misi dagang dan investasi yang dijalankan Pemprov Jatim selama ini berhasil membukukan transaksi hingga setengah sampai satu triliun rupiah di berbagai provinsi, baik di wilayah timur maupun barat Indonesia, termasuk Lampung.

Emil juga mengingatkan tantangan di sektor industri, seperti industri tembakau yang kontribusinya terhadap PDRB Jatim turun dari 7% menjadi 6%. Ia menilai, penurunan ini dipengaruhi oleh daya beli dan pola beli masyarakat yang berubah.

“Sekarang belanja online semakin tinggi, terutama saat momen flash sale di tanggal kembar. Jadi, kalau melihat daya beli, jangan hanya dari satu indikator. Sektor properti misalnya, tampak lesu, tapi banyak masyarakat yang kini memilih menyewa atau tinggal di kos eksklusif dibanding membeli rumah,” paparnya.

Kondisi ini membuat pemerintah harus lebih jeli menjaga pertumbuhan ekonomi. Apalagi, 60% PDRB Jatim disumbang oleh konsumsi, sehingga kelancaran distribusi barang dan jasa menjadi kunci.

“Kalau ada kemacetan di Lumajang akibat perbaikan jembatan atau penutupan jalan di Gumitir, ini bisa memengaruhi perputaran ekonomi. Kita harus cepat mencari solusi,” tegasnya.

Berita Terkait :  Terkendala Menu, Siswa ABK Belum Nikmati Program MBG

Deputi Kepala BI Jatim, Muhammad Noor Nugroho menjelaskan partisipasi peserta Ejavec pada tahun ini meningkat signifikan, mencapai 376 naskah atau naik 230% dibanding tahun sebelumnya yang hanya 163 naskah. Rinciannya, 177 paper dari kalangan umum dan 199 dari mahasiswa.

“Komposisinya juga lebih seimbang antara paper umum dan paper mahasiswa. Beberapa paper mengangkat isu yang selama ini jarang disentuh, seperti tenaga kerja pra-lansia dan kontribusinya terhadap ekonomi, pariwisata, hingga Darwinisme. Paper-paper ini diharapkan dapat melengkapi kajian dan memberikan perspektif baru,” tuturnya.

Menurutnya, topik yang paling banyak dibahas meliputi strategi peningkatan produktivitas dan inovasi di industri padat karya, pengembangan pertanian dan UMKM, ketahanan pangan dan stabilitas harga, serta penguatan sektor pariwisata.

Sementara, para peserta berasal dari berbagai institusi nasional seperti Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, IPB, Kemenko Perekonomian, perbankan, BPS, hingga universitas internasional seperti Kobe University dan University of Manchester.

Sejumlah rekomendasi yang dihasilkan diantaranya terkait sektor pertanian yaitu penguatan digitalisasi pertanian serta pemetaan ketahanan pangan. Stabilitas sektor ini juga menjadi fokus utama.

Dalam hal peningkatan kinerja industri padat karya meliputi penguatan kerja sama antar daerah dalam tema kemitraan, optimalisasi kebijakan impor termasuk strategi substitusi impor dan realisasi industri, serta penguatan sinergi antara pemerintah, institusi pendidikan vokasi, dan industri untuk merancang kurikulum pendidikan koperasi dengan konsep sistem factory.

Berita Terkait :  Polda Jatim Bantu Evakuasi Korban Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya

Di sektor pariwisata, penelitian mengkaji kemampuan adaptasi digital destinasi wisata di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 47% destinasi wisata di Jawa Timur masuk dalam kategori tertinggal, dengan wisata alam sebagai kategori yang paling rentan.

Untuk, wisata buatan dan budaya telah memiliki tingkat adaptasi digital yang relatif tinggi. Implikasi dari temuan ini adalah perlunya pergeseran strategi dari sekadar membangun aset digital menjadi manajemen reputasi online yang aktif, didukung oleh kebijakan pemerintah yang terarah dan peningkatan kualitas pengalaman pengunjung secara offline.

“Seluruh hasil riset JEF 2025 akan diterbitkan dalam jurnal EJAVEC yang dikelola bersama FEB Universitas Airlangga dan Bank Indonesia Jawa Timur. Tahun ini, jurnal EJAVEC berhasil meraih akreditasi Science and Technology Index (SINTA) peringkat bintang 3 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, setelah melalui proses penilaian selama sekitar dua tahun,” pungkasnya. [riq.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru