Surabaya , Bhirawa
Ada kabar melalui medsos (media Sosial) bahkan kabar tersebut sempat viral, kalau Dinas Sosial (Dinsos) Jatim, tidak memberikan pelayanan yang baik kepada orang terlantar (OT) bernama Darmansyah asal Sulawesi Tenggara, dengan alasan tidak ada anggaran adalah tidak benar.
Kepala Dinsos Jatim, Dra Restu Novi Widiani MM melalui Ketua Tim Sub Substansi Penanganan Korban Bencana Sosial, Liawati Suntiana SPd Msos secara tegas mengatakan kabar tersebut tidak benar dan bohong.
Menurutnya, Darmansyah terpaksa melakukan hal itu agar dapat perhatian dari berbagai pihak. Bahkan dia juga mengungkapkan kalau Dinsos Jatim sudah memberi pelayanan dengan maksimal.
Ditegaskan Liawati, pemulangan Darmansyah oleh Dinsos Jatim didasari atas pertimbangan. Sebab, sebelumnya dia pernah mendapat bantuan pemulangan orang terlantar dari Dinsos Jatim pada Juli 2018.
“Bukan ditolak, tapi Darmansyah sudah melakukan hal yang sama dua kali ini, pertama tahun 2018. Padahal secara aturan layanan pemulangan orang terlantar hanya sekali seumur hidup, kalau dua kali tidak bisa lagi dapat pelayanan dari Dinsos Jatim,” terangnya, Sabtu (22/2) sore.
Di Tahun 2018, Darmansyah pernah mendapatkan pelayanan pemulangan orang telantar dari Sulawesi Tenggara ke Jawa Barat. Namun karena jalur pemulangan estafet, Darmansyah tiba di Jawa Timur dan diberikan ongkos perjalanan oleh Dinsos Jatim ke Jawa Tengah. Dan oleh Dinsos Jateng dipulangkan ke Jawa Barat.
Kemudian kali ini, Darmansyah hendak kembali ke Sulawsi Tenggara. Sehingga oleh Dinsos Jabar diarahkan ke Dinsos Jatim untuk dipulangkan kembali ke Sulawesi Tenggara.
Perlu diketahui, regulasi pemulangan orang terlantar hanya bisa dilakukan satu kali seumur hidup melalui program Sistem Informasi Manajemen Pemulangan Orang Terlantar yang Terintegrasi dan Teredukasi (Simlontar Rek).
Program itu bertujuan agar orang terlantar tidak kembali menelantarkan dirinya demi mendapat layanan dari Dinsos Jatim.
Karena yang bersangkutan membawa dua putra. Pertama usia 12 tahun dan kedua usia enam tahun. Dia juga mengaku di Jawa Barat tidak ada keluarga. Maka kebijakan dari Dinsos Jatim harus memulangkan atas dasar kedua anak tersebut.
Bersama dua anaknya, Darmansyah difasilitasi Dinsos Jatim dari perjalanan pulang hingga kebutuhan dasar. Mulai dari kebutuhan saat menunggu di Dinsos Jatim maupun kebutuhan ketika berada di perjalanan. Termasuk uang saku.
Karena sudah jadi yang kedua kalinya, Darmansyah dipulangkan dengan membuat surat pernyataan. Bahwa fasilitas pemulangan kali ini jadi yang terakhir. Artinya, jika Darmansyah kembali melakukan hal yang sama maka tidak bisa lagi mendapat layanan yang serupa dari Dinsos Jatim.
Lebih lanjut, Liawati Suntiana yang akrab disapa Lia mengungkapkan ada kendala saat proses pemulangan Darmansyah dan kedua anaknya. Sebab, anaknya yang usia enam tahun tidak memiliki NIK. Padahal untuk membeli tiket kapal laut perlu menggunakan NIK.
“Agar perjalanannya lancar kami mencoba konfirmasi ke Dharma Lautan Surabaya. Alhamdulillah dari mereka mengizinkan beli tiket walau tidak memiliki NIK,” terangnya.
Lia juga mengungkapkan Dinsos Sulawesi Tenggara sudah siap menerima kepulangan Darmansyah dari Dinsos Jatim. Namun jika harus memulangkan Dinsos Sulawesi Tenggara mengaku tidak memiliki anggaran.
Sementara itu, Darmansyah mengungkapkan, selama dua hari dua malam dia dan kedua anaknya dilayani dengan baik oleh Dinsos Jatim. Dari tempat tidur hingga makan tiga kali sehari yang layak.
“Saya terlayani dengan baik oleh Dinsos Jatim, tempat tidur dan makan layak semua,” ujarnya sebelum berangkat pulang ke Sulawesi Tenggara.
Lebih lanjut, Darmansyah membenarkan, pada tahun 2018 dirinya pernah dilayani untuk pemulangan. Bahkan data dirinya juga sudah ada di Simlontar Rek. [rac.kt]
