Surabaya, Bhirawa
Tim Pengabdi Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya bersama berkolaborasi dengan Sanggar Kreatif “Anak Belong” akan menggelar Festival Seni Inklusif “Kebraon Berbudaya”. Acara yang akan diselengarakan bulan Desember kedepan Kegiatan tersebut bertujuan mengubah stigma negatif remaja pinggiran menjadi motor penggerak toleransi melalui seni dan budaya.
Ketua Tim Pengabdi dari Universitas Widya Kartika, Dr. Filipus Priyo Suprobo, mengatakan festival merupakan kulminasi dari Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) 2025 yang didukung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
“Anak Belong diambil dari istilah Jawa berarti empang atau tempat pembuangan limbah, jadi komunitas ini membawa semangat pembaruan, dan keinginan kami untuk membuktikan bahwa belong yang justru menyuburkan tanah di sekitarnya, anak-anak yang bisanya sering dianggap limbah masyarakat bisa menjadi berkah bagi lingkungannya,” tuturnya, Selasa, (25/11).
Anggota tim bidang manajemen Dr Muis Murtadho mengukapkan sejak berdiri pada Mei 2024, Sanggar Anak Belong melahirkan berbagai karya, dari paduan suara teatrikal hingga film pendek “Langkah Seirama”.
“Melalui pendampingan intensif, program ini mencatat hasil signifikan berupa 100 persen peningkatan kapasitas pengurus dalam tata kelola organisasi dan keberlanjutan program,” ucapnya.
Muis mengatakan bahwa tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi membangun ekosistem kreatif berkelanjutan. “Ini tidak sekadar pertunjukan, tapi pernyataan bersama bahwa Kebraon adalah komunitas yang menghargai keberagaman,” tutur Muis.
Anggota tim bidang narasi Dr Eka Fadillah menambahkan Festival Kebraon Berbudaya akan menyajikan kolaborasi lintas generasi dan lintas agama, meliputi drama kolaboratif, instalasi seni digital, dan gelar pangan lokal kreasi ibu-ibu PKK dan warga. “Yang Unik seluruh proses didokumentasikan menggunakan pendekatan sinematografi, partisipatif, dan akan menjadi aset digital untuk promosi berkelanjutan wilayah Kebraon,” imbuhnya. [ren.wwn]


