Surabaya, Bhirawa
Upaya memperkuat daya saing pelaku UMKM Jawa Timur kembali digencarkan. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Jatim, melalui UPT Pelatihan Koperasi dan UKM (UPTP KUKM), resmi menggelar “Pelatihan Transformasi Digital UMKM bagi Wirausaha Pemula Bidang Keterampilan Berbasis Potensi Daerah Tahap II”.
Hadir dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, mulai Rabu (10/12) hingga Jumat (12/12), di Hotel Arcadia Surabaya ini, Kepala UPT Pelatihan KUKM Jatim, Erwin Indra Widjaja dan Kasi Penyelenggara UPT Pelatihan KUKM Jatim, Achmad Rizadi. Serta 100 peserta yang dibagi menjadi dua kelas, masing-masing berisi 50 peserta (UMKM).
Antusiasme peserta menggambarkan besarnya keinginan UMKM Jatim untuk naik kelas melalui digitalisasi. Bahkan peserta ini datang dari berbagai daerah di Jatim, di antaranya dari Lumajang, Kediri, Sidoarjo, Surabaya, Lamongan, Tuban, Blitar hingga Bondowoso.
Kepala UPT Pelatihan KUKM Jatim, Erwin Indra Widjaja menegaskan pentingnya UMKM memahami karakter daerah masing-masing sebagai dasar pengembangan produk. “Teman-teman UMKM di daerah harus tetap memperhatikan produk yang mereka buat, apakah itu sesuai dengan kemampuan daerah memproduksi sebuah barang atau jasa,” ujarnya.
Menurut Erwin, produk UMKM seharusnya mampu mencerminkan identitas wilayah. Ia memberikan contoh sederhana, seperti Bondowoso punya tape, Malang punya tempe dan keripik tempe. Untuk itu, Erwin menekankan bahwa karya pelaku UMKM sebaiknya mampu menunjukkan asal-usulnya.
“Apa yang mereka buat itu kalau bisa mencitrakan bahwa ‘ini loh produk dari daerah saya’. Itu yang ingin kami dorong, agar hasil mereka berhubungan langsung dengan potensi daerah dan menjadi kekuatan khas yang harus muncul dari produk teman-teman semua,” tegasnya.
Erwin juga menyoroti pentingnya kualitas kemasan. Baginya, kemasan bukan sekadar bungkus, tetapi nilai yang menentukan daya tarik dan daya jual produk. “Kemasan itu harus selalu lebih baik. Kalau kurang bagus ya dibagusin. Di tempat kami ada pelatihan membuat kemasan yang luar biasa, sesuai dengan kebutuhan pasar,” jelasnya.
Selain kemasan, digitalisasi menjadi kunci perluasan pasar. Erwin menegaskan bahwa produk UMKM kini tidak cukup hanya dijual secara konvensional. Penguasaan platform digital dianggap sebagai langkah strategis agar produk lokal mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Pihaknya berharap, melalui transformasi digital, pelaku UMKM memiliki peluang lebih besar untuk menjangkau pasar baru. “Sekarang itu UMKM tidak bisa jualan langsung terus laris, itu sangat jarang. Kecuali barangnya benar-benar luar biasa dan banyak dicari. Dengan digitalisasi, produk mereka bisa ke mana-mana dan punya trademark sesuai yang mereka inginkan. Transformasi digital UMKM ini adalah potensi anda,” pungkasnya. [bed]


