Kota Malang, Bhirawa
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melalui Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Bina Netra (UPT RSBN) Malang Dinas Sosial (Dinsos) Jatim kembali menghadirkan inovasi dalam meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas netra.
Setelah menerima bantuan Tongkat Penuntun Adaptif (TPA) dari Kementerian Sosial RI, UPT RSBN Malang langsung mengintegrasikannya ke dalam metode pelatihan terbaru bernama Mobile Learning Track (MLT), bagian dari program unggulan BOMBASTIS (Belajar Orientasi Mobilitas Bagi Disabilitas Netra dan Komunitas).
Uji coba perdana digelar di area UPT RSBN Malang. Para Penerima Manfaat (PM) menjalani pelatihan orientasi dan mobilitas menggunakan TPA di lintasan khusus yang dirancang menyerupai kondisi nyata. Jalur tersebut dilengkapi tikungan, berbagai tekstur permukaan, tanjakan, hingga rintangan yang memberikan pengalaman navigasi lebih realistis.
TPA dari Kemensos dilengkapi fitur adaptif untuk mengenali kondisi sekitar, terbukti membantu peserta bergerak lebih percaya diri dan terarah. Bahkan beberapa PM menunjukkan peningkatan kemampuan mobilitas hanya dalam beberapa sesi latihan.
Selama kegiatan, instruktur orientasi dan mobilitas bersama pekerja sosial mendampingi peserta. Mereka memberikan arahan terkait teknik penggunaan tongkat, cara membaca medan, hingga strategi mengenali lingkungan dengan indera non-visual. Pendampingan dilakukan secara bertahap menyesuaikan kemampuan masing-masing PM.
Kepala UPT RSBN Malang, Firdaus Sulistijawan mengapresiasi sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan kualitas layanan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas netra. “Inovasi MLT kami hadirkan agar bantuan Tongkat Penuntun Adaptif dari Kemensos benar-benar memberi dampak nyata. Pelatihan mobilitas harus relevan dengan kondisi di lapangan. Dengan MLT dan program BOMBASTIS, kami ingin PM netra memiliki kemampuan navigasi yang aman, mandiri, dan percaya diri,” ujarnya.
Ia menambahkan, program BOMBASTIS tidak hanya ditujukan bagi PM internal, tetapi juga terbuka untuk komunitas disabilitas netra dan masyarakat luas sebagai bagian dari edukasi inklusif. Integrasi TPA dengan MLT menjadi langkah penting dalam memperkuat kemandirian penyandang disabilitas netra. Inovasi ini semakin memperkokoh komitmen RSBN Malang sebagai lembaga rehabilitasi yang adaptif dan progresif dalam menghadirkan layanan yang humanis, aplikatif, dan berkelanjutan.[rac,mut.ca]


