Surabaya, Bhirawa
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menginformasikan mulai tahun akademik 2025-2026, Fakultas Kedokteran (FK) Unusa membuka penerimaan mahasiswa baru melalui jalur Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) di Auditorium Kampus C, Surabaya.
KIPK untuk para lulusan SLTA berprestasi tetapi tergolong tidak mampu secara ekonomi, pengumuman tersebut bertepatan memperingati Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, Selasa, (20/5).
Rektor Unusa, Prof Dr Ir. Achmad Jazidie., M.Eng., menyampaikan bahwa hal yang diambil Unusa ini merupakan bentuk rasa syukur atas capaian akreditasi unggul yang diraih FK, serta seabagai komitmen kuat kampus membuka akses seluas-luasnya kepada seluruh lapisan Masyarakat untuk belajar.
“Pendidikan kedokteran sering dipandang sesuatu yang hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu, selain proses seleksinya memang sangat ketat, juga berbiaya besar. sebenarnya Indonesia membutuhkan lebih banyak dokter yang berasal dari beragam latar belakang daerah dan ekonomi,” ujarnya.
Lanjut Jazidie menjelaskan banyak institusi pendidikan kedokteran Indonesia membuka kesempatan beasiswa penuh dalam skema KIP, Sebab biaya pendidikan bidang ini relatif tinggi.
“Dari situ Unusa melihat sebagai tanggung jawab sosial dan bentuk kontribusi nyata dalam mencetak tenaga kesehatan profesional yang berkualitas dan merata secara sosial-ekonomi,” jelas Jazidie.
Melalui dibukanya jalur KIPK, lulusan SMA yang berasal dari keluarga kurang mampu dan memiliki prestasi akademik unggul kini memiliki peluang untuk mengenyam pendidikan kedokteran tanpa terbebani biaya, selain tidak perlu membayar sepeser pun proses pendidikannya, termasuk ketika mahasiswa menjalani pendidikan profesi dokter sampai lulus, mereka juga akan mendapatkan biaya hidup sebagaimana penerima KIPK lainnya, bahkan seluruh mahasiswa KIPK Unusa juga menerima tablet baru gratis.
Semetara itu, Dekan FK Unusa, Dr. Handayani, dr. MKes, mengukapkan data dihimpun di bagian Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), jumlah pendaftar KIPK di Unusa dari tahun ke tahun terus mengalami keniakan, hingga Mei Mei tercatata sebanyak 350 pendaftaryang telah selesai pemberkasan, sedang tahun lalu 2024 tercatata sebanyak 1.315 peminat dan tahun sebelumnya 2023 berjumlah 706 pendaftar.
“Kami percaya bahwa anak-anak Indonesia yang berpotensi, meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, memiliki hak yang sama untuk menjadi dokter dan mengabdi pada masyarakat,” tuturnya. [ren.wwn]


