Surabaya, Bhirawa
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) bersama Para tokoh pendidikan membahas urgensi revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Jumat (27/6). Pada Forum tersebut mereka menekankan perlunya UU Sisdiknas yang relevan dengan perkembangan zaman dan mampu menjawab tantangan global.
Rektor Unesa Prof Nurhasan mengatakan dalam forum tersebut untuk memberikan kritik tajam terhadap lemahnya koordinasi antarlembaga pada sektor pendidikan, yang mana mentalitas birokrasi sering bekerja sendiri-sendiri meski berada dalam satu atap.
“Kita sering bersama-sama, tapi tidak pernah benar-benar bekerja sama,” ujarnya.
Lanjut Prof Nurhasan mengukapkan pentingnya pendidikan yang mampu mencetak lulusan unggul dan kompetitif di skala global, tidak hanya di atas kertas, tetapi benar-benar bisa mengoperasionalkan kompetensi secara nyata.
“Perubahan UU pendidikan tidak boleh sekadar tambal sulam, rumusan undang-undang baru yang “nendang”, anti-mainstream, dan berpandangan jauh ke depan hingga 10 atau bahkan 20 tahun mendatang,” tegasnya.
Melalui kerja samanya dengan LAMDIK, ISPI, dan APORI, berkomitmen menyiapkan pendidikan yang tidak hanya relevan dengan kebutuhan zaman, tetapi juga memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perubahan global.
“Kalau hanya akademis-akademisan, sekadar memenuhi standar, Indonesia Emas 2045 hanya akan jadi mimpi,” jelasnya.
Prof Nurhasan berharap forum ini menjadi langkah awal dalam membangun fondasi pendidikan Indonesia yang kokoh, adaptif, dan berdaya saing tinggi untuk menghadapi masa depan. “Atmosfer yang terbuka, dialogis, dan konstruktif menjadi ciri khas forum ini,” Imbuhnya. [ren.kt]