Kota Malang, Bhirawa
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bergerak cepat merespons dampak psikologis bencana alam yang melanda wilayah Sumatera dan Aceh. Melalui layanan Bimbingan dan Konseling (BK), Kampus Putih membuka pintu pendampingan psikologis khusus bagi mahasiswa yang keluarganya menjadi korban bencana di wilayah tersebut.
Langkah ini diambil untuk memastikan ketahanan mental mahasiswa tetap terjaga, sehingga proses akademik tidak terganggu meski tengah didera kecemasan akibat kondisi keluarga di kampung halaman.
Kepala BK UMM, Dr. Cahyaning Suryaningrum, M.Si., mengungkapkan bahwa fokus utama layanan saat ini adalah memberikan dukungan mental kepada mahasiswa yang berada di Malang namun memiliki ikatan emosional langsung dengan wilayah terdampak. Menurutnya, kelompok ini rentan mengalami tekanan psikologis yang signifikan.
“Mahasiswa yang keluarganya berada di wilayah bencana adalah prioritas kami. Kondisi ini sangat rentan memicu kecemasan, shock, hingga gangguan konsentrasi belajar. Kami hadir untuk memberikan dukungan psikologis sejak dini agar tekanan tersebut tidak berkembang menjadi masalah mental yang lebih berat,” tegas Cahyaning saat, Selasa (23/12) kemarin.
Cahyaning menjelaskan, BK UMM tidak hanya bertindak saat krisis terjadi (responsif), namun juga memposisikan diri sebagai sistem pendukung jangka panjang bagi seluruh sivitas akademika. Pendekatan yang digunakan mencakup aspek kuratif, promotif, hingga preventif.
“Tujuan utama kami adalah pemberdayaan. Kami ingin mahasiswa memiliki ketahanan psikologis (resilience) sehingga mampu mengelola emosi secara mandiri di tengah situasi sulit. Edukasi kesehatan mental terus kami masifkan agar mereka tidak hanya bergantung pada konseling, tapi mampu bangkit secara mandiri,” imbuhnya.
Guna memudahkan akses, Kampus Putih menyediakan berbagai jalur layanan. Mahasiswa dapat mendaftar secara daring (online), datang langsung ke kantor BK, hingga melakukan konsultasi awal melalui pesan singkat (chat). Bahkan, bagi mahasiswa yang membutuhkan pendampingan jarak jauh, BK UMM telah menyiapkan platform digital khusus.
Komitmen ini mempertegas posisi UMM bahwa pendidikan tinggi tidak hanya soal mengejar nilai akademik, namun juga tentang memanusiakan manusia melalui perhatian pada kesejahteraan mental. BK UMM kini diproyeksikan menjadi “ruang aman” yang inklusif bagi seluruh mahasiswa di tengah berbagai tantangan bencana nasional. [mut.wwn]


