28 C
Sidoarjo
Sunday, October 6, 2024
spot_img

UB Dinobatkan Top 100 THE Impact Rangkings untuk SDGs 2

Prof. Dr. Imam Santoso

Kota Malang, Bhirawa
Kampus Universitas Brawijaya (UB) meraih peringkat 80 dalam Times Higher Education (THE) Impact Rangkings for University SDG 2: Zero Hunger.

Fakta Pemeringkatan ini dirilis dalam website https://www.timeshighereducation.com pada bulan Juni 2024. Pencapaian ini menempatkan UB dalam jajaran top 100 universitas dunia yang berkontribusi signifikan dalam upaya mengatasi kelaparan global. Penilaian ini diberikan kepada 803 universitas di 96 negara.

Wakil Rektor (Warek) Bidang Akademik Prof. Dr. Imam Santoso, menyebuta prestasi ini tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan UB dalam bidang ketahanan pangan. UB aktif dalam mengembangkan teknologi pertanian berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dan efisiensi penggunaan sumber daya alam.

“Penelitian inovatif yang dilakukan meliputi pengembangan varietas tanaman tahan hama, teknik irigasi modern, dan pengelolaan lahan yang ramah lingkungan,”tutur Imam.

Ditambahkan dia, penelitian ini bertujuan untuk menciptakan solusi pertanian yang lebih efektif dan berkelanjutan, sehingga mampu mengatasi tantangan dalam produksi pangan.

Selain itu, UB juga menjalankan berbagai program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan petani lokal. Program-program ini, tambah dia, meliputi pelatihan tentang praktik pertanian berkelanjutan dan pemberian akses kepada teknologi serta pengetahuan baru.

“Salah satu contoh nyata adalah pemetaan valuasi komoditas pertanian dan sistem irigasi di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis. Melalui forum diskusi dengan warga dan tokoh masyarakat setempat,”tukasnya.

Berita Terkait :  Kasus Dugaan Penyelewengan Dana Hibah PSSI Terus Didalami Kejari Kabupaten Malang

UB sambungbya berupaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian lokal, sejaligus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah, dalam upaya mengatasi masalah kelaparan.

“Saat ini UB bekerjasama dengan Divisi Infanteri 2 Kostrad dalam rangka peningkatan potensi pengembangan pangan nasional di wilayah Jawa Timur untuk program ketahanan pangan, khususnya untuk komoditas jagung dan padi,”imbuhnya

Imam Santoso, menegaskan, UB secara komprehensif berkontribusi siginifikan dalam bidang pendidikan pertanian, teknologi pertanian, perikanan, peternakan, serta keilmuan terkait, sehingga berkontribusi dalam penyediaan sumberdaya manusia bidang agro kompleks baik sarjana, magister, dan doktor.

“Melalui proses pendidikan yang sangat baik dengan didukung banyaknya guru besar dan doktor bidang pertanian, UB berkontribusi menghasilkan temuan-temuan riset dan inovasi pertanian yang berdampak pada produksi pertanian sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan, penyediaan pangan dan gizi masyarakat yang sehat, aman, dan berkualitas, dan berdampak pada upaya mengurangi kelaparan,”tutur Imam.

UB menurut dia memegang peran strategis bagi pencapaian SDGs 2 untuk Indonesia dan dunia.
Sementara itu Kepala UPT Reputasi UB Adharul Muttaqin, S.T., M.T mengatakan, penilaian pemeringkatan ini terdiri dari berbagai indikator yang mencakup aspek-aspek penting dari keterlibatan universitas dalam memerangi kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan.
Indikator tersebut adalah: penelitian tentang kelaparan (27 persen), limbah makanan di kampus (15,4 persen), adanya program yang memastikan mahasiswa memiliki akses makanan bergizi (19,2 persen), proporsi lulusan dari program yang berfokus pada pertanian berkelanjutan dan budidaya perikanan (19,2 persen), serta inisiasi dan kolaborasi meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi kelaparan (19,2 persen).

Berita Terkait :  Fikes Unitomo Buka Prodi Baru S1 dan Profesi Kebidanan

“Dengan berbagai inisiatif dan program yang telah dijalankan, UB tidak hanya berhasil mencapai peringkat ke-80 dalam THE Impact Rankings 2024 untuk SDG 2, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam upaya mengakhiri kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia,”ujar Adharul. (mut.hel).

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img